Sukses

5 Hal Terkait Sirkuit Bung Tomo Surabaya

Berikut ini adalah lima hal berkaitan dengan Sirkuit Bung Tomo Surabaya, apa sajakah itu?

Liputan6.com, Jakarta - Tepat Hari Pahlawan pada 10 November 2019, diselenggarakan Kejurnas Balap Motor Oneprix IMC 2019. Acara tersebut berlangsung di Sirkuit Bung Tomo.

Sirkuit Bung Tomo berada di Jalan Jawar, Kecamatan Pakal Surabaya. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini  (Risma) beserta jajarannya.

Ada cerita unik dibalik berdirinya Sirkuit Gelora Bung Tomo ini. Risma berharap sirkuit ini dapat terus digunakan secara maksimal bahkan hingga tingkat internasional. Berikut lima hal terkait Sirkuit Bung Tomo yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

1. Kisah di Balik Berdirinya Sirkuit

Pada kejuaraan balapan bertajuk Drag Race:Surabaya Racing Project pada Juli 2019, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menceritakan kisah dibaliknya Sirkuit Gelora Bung Tomo.

Kisah diawali dari cerita seorang anak yang dibenci oleh orang-orang sekitarnya. Setelah Risma menanyakan alasannya, ternyata anak tersebut suka kebut-kebutan di jalan. Hal ini membuat tetangga bahkan keluarganya pun membencinya. 

"Nah, saat bertemu itu saya bilang, saya suka kamu dan saya akan buatkan sirkuit untuk kamu dan anak-anak Surabaya, Jadi, ini mimpi semua anak yang katanya dibenci keluarga dan tetangganya," tegas Risma pada 27 Juli 2019.

2. Gratis dan Siap Menampung Anak-Anak Gemar Balap

Untuk itu, dasar dibangunnya Sirkuit Bung Tomo adalah untuk mewadahi anak-anak Surabaya yang suka kebut-kebutan. Masih dalam kesempatan yang sama, Risma mengajak anak-anak tersebut untuk berekspresi di sirkuit ini. Terlebih lagi, fasilitas ini dapat digunakan tanpa dipungut biaya, alias gratis. 

"Silahkan ini digunakan. Apalagi ini gratis, malam hari juga bisa. Jadi, silahkan gunakan ini dan saya minta tolong jangan kebut-kebutan di luar, di jalanan," ucap Risma, 27 Juli 2019.

Risma tetap berharap, dari sirkuit ini, tidak ada lagi kebut-kebutan di jalan umum. Selain itu, Risma juga ingin pengguna sirkuit dapat memenuhi standar keamanan. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan menimpa pengguna sirkuit.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Beberapa Acara Telah Digelar

3. Beberapa Acara Telah Digelar

Beberapa acara telah digelar di Sirkuit Bung Tomo. Terakhir, pada 09 – 10 November digelar Kejurnas Balap Motor Oneprix IMC 2019 bertajuk Oneprix Race Series.

Ajang tersebut merupakan putran terakhir dari serangkaian acara oneprix Race Series 2019. Kejurnas ini sudah dimulai sejak 24 Juni 2019. Putara pertama dan kedua berselenggara di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sedangkan putaran ketiga dan keempat diadakan di Kota Sentul. 

Ada lebih dari 100 orang peserta yang mengikuti ajang tersebut. Pesertanya terbagi di berbagai kategori seperti, kategori rookie, kedua novice dan expert bebek 4T 150 cc Tune Up Injection. 

Selain itu, acara lain yang telah dilakukan di sirkuit ini adalah kejuaraan balapan Drag Race:Surabaya Racing Project. Acara ini berasal dari seluruh penjuru Indonesia, ada yang dari Kalimantan, Lampung, dan sekitar Surabaya. 

Acara lain yang juga dilakukan di Sirkuit Bung Tomo adalah Honda Dream Cup 2018. Menurut Risma, acara-acara seperti demikian dapat menumbuhkan motivasi anak-anak Surabaya untuk meraih prestasi dari hobi balap.

3 dari 3 halaman

Dipersiapkan untuk Ajang Internasional

4. Fisik Sirkuit Bung Tomo

Sirkuit Bung Tomo memiliki panjang lintasan sekitar 1,2 kilometer (km). Panjang lintasan itu sekitar 400 meter merupakan trek lurus, dan dilengkapi dengan sembilan tikungan dengan enam enam ke kanan dan tiga ke kiri.

Lintasan di Sirkuit Bung Tomo juga bisa menyelenggarakan pertandingan lainnya seperti drag bike dan drag race (mobil).

5. Dipersiapkan untuk Ajang Internasional 

Dalam Kejurnas Balap Motor Oneprix IMC 2019, Risma berucap akan terus meningkatkan fasilitas Sirkuit Bung Tomo pada 2020-2021. Bahkan, Risma ingin sirkuit GBT ini bisa menjadi tempat untuk kejuaraan tingkat internasional.

"Suatu hari tempat ini bisa untuk kejuaraan international, karena bisa nyambung dengan jalan yang memang kita rencanakan untuk standar international,” kata Risma, 10 November 2019.

Kezia Priscilla – Mahasiswa UMN