Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dipilih dan didukung Palang Merah Amerika Serikat sebagai percontohan untuk program Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di Indonesia.
Sekretaris Palang Merah Indonesia Banyuwangi Nurhadi mengatakan, penunjukan Banyuwangi sebagai percontohan program tersebut tertuang dalam MoU antara Palang Merah AS, PMI Jawa Timur dan PMI Banyuwangi tentang kerja sama Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi di Banyuwangi yang ditandatangani beberapa waktu lalu di Bogor.
Lanjut Nurhadi, Banyuwangi dipilih sebagai salah satu daerah pelaksanaan program, karena dianggap sebagai daerah dengan komitmen kuat dalam berbagai hal.
Advertisement
"Atas dasar itu, mereka tertarik untuk menggelar program di sini, dan nantinya apa yang dikembangkan di Banyuwangi akan menjadi model kesiapsiagaan kegempaan bagi daerah lain di Indonesia," katanya di Banyuwangi, Sabtu, 16 November 2019, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Ia menjelaskan, program tersebut telah dijalankan sejak Agustus 2019 yang berlangsung selama 16 bulan dan sejumlah program terkait kesiapsiagaan bencana telah dan akan dijalankan.
Mulai dari membentuk relawan bencana hingga pelatihan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana akan didukung Palang Merah AS di Banyuwangi.
"Termasuk juga ada pelatihan pembuatan rumah tahan gempa, agar ke depan warga jika membuat rumah tidak hanya fungsional dan mengutamakan keindahan, tapi juga keselamatan. Karena Banyuwangi juga salah satu daerah yang dinilai potensi terjadi gempa," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Dua Kelurahan Sebagai Contoh
Menurut Nurhadi, untuk tahap awal ada dua kelurahan yang ditunjuk sebagai pelaksanaan percontohan, yakni Taman Baru dan Mojopanggung.
"Kelurahan tersebut dipilih karena dekat dengan kota kabupaten, sehingga lebih mudah koordinasinya. Dua kelurahan ini akan menjadi percontohan bagi desa lain di Banyuwangi dan juga dari seluruh Indonesia," ucapnya.
Di dua kelurahan itu, lanjut dia, saat ini telah direkrut sebanyak 40 orang relawan siaga bencana berbasis masyarakat (sibat). Para relawan yang terpilih sudah mulai mendapatkan berbagai pelatihan keterampilan menghadapi bencana.
"Selain itu, para relawan juga dilatih untuk memanfaatkan sosial media sebagai media koordinasi dan update informasi saat terjadinya bencana. Bahkan kami sudah membentuk grup WA khusus untuk koordinasi," paparnya.
Untuk mengevaluasi program yang telah berjalan, Perwakilan Palang Merah Amerika Serikat untuk Indonesia, Timor-Leste dan Pasifik, D Kendall RePass, berkunjung ke Banyuwangi beberapa waktu lalu.
RePass ingin melihat kesiapan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan bencana di Banyuwangi.
Mereka datang guna memastikan Pemkab Banyuwangi dan para pemangku kepentingan lainnya siap bekerja sama dan memiliki pemahaman yang sama, sehingga bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan bila terjadi gempa.
Advertisement