Sukses

6 Wisata Sejarah di Blitar, dari Masa Kerajaan hingga Kemerdekaan

Blitar dikenal sebagai kota yang menyimpan banyak kisah sejarah.

Liputan6.com, Jakarta Blitar dikenal sebagai kota yang menyimpan banyak kisah sejarah. Salah satu bagian sejarah yang paling terkenal tempat peristirahatan terakhir proklamator RI, Soekarno. Blitar menawarkan wisata sejarah yang sayang untuk dilewatkan.

Blitar terbagi dalam dua wilayah, kabupaten dan kota. Keduanya memiliki bebrapa wisata sejarah menarik dengan ragam cerita unik. Di Blitar Anda dapat menemukan monumen perjuangan, museum, hingga candi peninggalan kerajaan masa lampau.

Secara geografis, Kota Blitar terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Timur, berada di kaki Gunung Kelud. Lokasi wisata sejarah ini dapat dengan mudah diakses dengan biaya tiket masuk cukup terjangkau.

Berikut 6 wisata sejarah di Blitar yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (25/11/2019).

2 dari 7 halaman

Makam Bung Karno

Kota Blitar dikenal tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Makam Soekarno terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan Kota Blitar. Kompleks makam seluas lebih dari 1,8 hektare ini menjadi destinasi wisata sejarah bagi masyarakat.

Di sini pengunjung bisa beziarah langsung ke makam preside RI pertama, Soekarno. Tak cuma berziarah, di kompleks pemakaman ini juga berdiri museum dan perpustakaan. Museum ini berisi koleksi baju, potret bung Karno dari masa kecil hingga tua, dan lukisan Bung Karno yang konon yang bisa berdetak sendiri laiknya jantung manusia.

3 dari 7 halaman

Istana Gebang

Istana Gebang merupakan kediaman masa kecil Bung Karno. Di tempat ini Bung Karno menghabiskan masa kanak-kanaknya.

Kini rumah masa kecil Bung Karno dikelola pemerintah menjadi kompleks bangunan bernilai sejarah. Di depan istana, terdapat patung Bung Karno berwarna putih. Bangunan yang masih mempertahankan arsitektur aslinya ini menjadi destinasi untuk melengkapi wisata sejarah di Blitar.

Di dalam rumah ini, pengunjung dapat melihat berbagai macam barang peninggalan Ir. Soekarno. Mulai dari perabotan rumah, tempat tidur, kursi dan juga benda-benda kuno lain seperti mesin ketik, radio dan telepon rumah. Istana Gebang juga berada di Jl. Sultan Agung No.59, Sananwetan, Kec. Sananwetan, Kota Blitar.

4 dari 7 halaman

Monumen PETA Blitar

Selain menjadi tempat peristirahatan terakhir Soekarno, Blitar juga dikenal sebagai Kota PETA. Blitar menjadi tempat pertama kalinya Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang pada Februari 1945. Perlawanan yang dipimpin oleh Soedanco Soepriyadi ini kemudian memicu perlawanan di daerah lain.

Monumen PETA Blitar berada di Jl. Sudanco Supriyadi, Bendogerit, Kec. Sananwetan, Kota Blitar. Monumen ini menjadi bentuk penghormatan untuk Soepriyadi dan pejuang PETA lainnya.

5 dari 7 halaman

Monumen Trisula

Tak jauh dari Monumen PETA Blitar, ada Monumen Trisula. Monumen ini dibangun pada 18 Desember 1972 untuk memperingati dan mengenang tragedi penumpasan PKI didaerah Blitar.

Monumen ini terinspirasi dari Gerakan Trisula yang merupakan gerakan penumpasan PKI yang berada di sebelah selatan Blitar. Sebagai tanda peringatan aksi penumpasan ini di daerah Bakung, Kabupaten Blitar Selatan yang dijadikan Markas Komando operasi ini didirikan satu monumen yang diberi nama Monumen Trisula.

6 dari 7 halaman

Situs Umpak Balekambang

Situs Umpak Balekambang berada di Desa Penataran, Kec. Nglegok, Kabupaten Blitar. Berdasarkan sejarah, dulunya Situs Umpak Balekambang merupakan tempat bersemedi para raja dari kerajaan Kediri hingga Majapahit. Situs ini terdiri dari umpak batu berjumlah 36 buah. Kuat dugaan dulunya situs ini merupakan sebuah balai/ pendopo.

Batu-batu berjajar pada gundukan tanah yang lebih tinggi dengan orientasi ke arah utara. Lokasi Umpak Balekambang sering digunakan sebagai titik pemberangkatan Kirab Tumpeng Nusantara menuju Candi Penataran.

7 dari 7 halaman

Candi Penataran

Candi Panataran terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, sekitar 12 km ke arah utara dari Kota Blitar. Candi ini merupakan sekumpulan bangunan kuno yang berjajar dari barat-laut ke timur kemudian berlanjut ke tenggara.

Candi ini merupakan candi termegah dan terluas di Jawa Timur. Dalam kitab Negarakertagama, Candi Penataran disebut dengan nama Candi Palah. Candi Palah sengaja dibangun di kawasan dengan latar belakang Gunung Kelud, karena memang dimaksudkan sebagai tempat untuk memuja gunung.

Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki kekhasan dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas berbeda dari candi-candi Jawa Tengah. Wujud relief manusia digambarkan mirip wayang kulit.