Liputan6.com, Jakarta Surabaya punya ragam destinasi menarik, salah satunya adalah wisata religi. Di Kota Pahlawan ini tersebar berbagai tempat ibadah seperti masjid, kelenteng, gereja, dan lainnya. Wisata religi yang menarik untuk disinggahi adalah jajaran masjid ikonik yang ada di Surabaya.
Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa. Di kota ini, Sunan Ampel menyebarkan agama Islam melalui dakwahnya. Ini membuat Surabaya memilik beberapa peninggalan Islam berupa masjid.
Advertisement
Baca Juga
Masjid-masjid ini bahkan sudah berdiri sejak ratusan tahun silam dan menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Masing-masing masjid di Surabaya ini memiliki keunikan yang tak bisa ditemui di daerah lain. Ini yang membuat masjid-masjid tersebut begitu ikonik dan menjadi destinasi religi para wisatawan.
Di sini pengunjung bisa beribadah, beristirahat, sekaligus mengenal sejarah persebarah Islam di Surabaya. Berikut 5 masjid ikonik yang ada di Surabaya, dirangkum liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(11/12/2019).
Masjid Ampel
Masjid Ampel merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Surabaya. Masjid ini berada di Jl. Petukangan I, kelurahan Ampel, kecamatan Semampir, kota Surabaya, Jawa Timur. Sesuai namanya, masjid ini didirikan oleh Raden Rahmat atau yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel.
Masjid ini didirikan pada 1421 yang artinya Masjid Ampel sudah berusia hampir 600 tahun. Gaya arsitektur masjid ini memadukan nuansa Jawa Kuno dan Arab Islami. Masjid ini juga memadukan akulturasi budaya lokal dan Hindu Budha pada bangunannya. Kawasan Ampel merupakan kawasan yang mayoritas penduduknya bertenis Arab.
Di sebelah barat Masjid Ampel terdapat makam Sunan Ampel. Masjid ini menjadi tujuan wisata religi bagi masyarakat dari berbagai daerah.
Advertisement
Masjid Cheng Ho
Masjid ikonik di Surabaya lainnya adalah Masjid Cheng Ho. Masjid ini menawarkan suasana masjid bernuansa Tionghoa. Masjid ini berarsitektur mirip dengan kelenteng lengkap dengan warna merah pada bagunan luarnya.
Warna merah yang mendominasi warna masjid, menyimbolkan kebahagiaan. Sementara warna kuning di beberapa bagiannya mempunyai makna suatu kedamaian. Bangunan masjid Cheng Ho memiliki makna tersendiri di tiap bentuknya.
Misalnya, masjid ini berukuran 11x11 meter diambil dari ukuran Ka’bah saat pertama kali dibangun Ibrahim. Sementara atap masjid ini dibentuk persegi delapan menyerupai sarang laba-laba.
Angka delapan dianggap sebagai angka keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Sementara sarang laba-laba dikenal sebagai penyelamat Nabi Muhammad SAW dari dari kejaran kaum Quraish.
Di masjid ini pengunjung bisa menemukan detail-detail menarik lainnya. Masjid Cheng Ho berada di Jl. Gading No.2, Ketabang, Genteng, Surabaya. Lokasinya yang tak jauh dari Gedung Balaikota Surabaya menjadikan masjid ini sebagai wisata religi yang banyak dikunjungi.
Masjid Kemayoran
Masjid Kemayoran merupakan masjid tertua di Surabaya setelah Masjid Ampel. Masjid Kemayoran memiliki sejumlah keunikan dan nilai sejarah.
Masjid Kemayoran dibangun pada 1772 oleh pemerintah Belanda. Masjid ini dibangun oleh pemerintah Hinda Belanda sebagai ganti dari masjid yang dibongkar di alun-alun Surapringga (Surabaya) di area Tugu Pahlawan.
Masjid Kemayoran juga sudah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Masjid Kemayoran memiliki satu menara sebagai tempat untuk muadzin mengumandangkan adzan.
Masjid ini sempat beberapa kali mengalami perombakan sejak pertama kami didirikan. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Kemayoran juga digunakan sebagai tempat diskusi, pengajian, dan kegiatan sosial budaya lainnya.
Advertisement
Masjid Rahmat
Pendirian Masjid Rahmat tak lepas dari peran Sunan Ampel saat menyebarkan agama Islam ke daerah Desa Kembang Kuning, Kec. Wonokromo, Surabaya. Dulunya Masjid Rahmat merupakan sebuah langgar tempat Sunan Ampel berdakwah di kawasan ini. Setelah Sunan Ampel melanjutkan perjalanannya menuju Ampel Denta, langgar ini sempat tidak terurus dan tertutup hutan.
Baru beberapa puluh tahun kemudian langgar ini ditemukan dan digunakan kembali oleh penduduk sekitar. Langgar yang awalnya terbuat dari bilik bambu, seiring berjalannya waktu mengalami pemugaran dan dibangunlah masjid pada sekitar tahu 1950-an.
Masjid ini kemudian dinamai Masjid Rahmat sebagai bentuk penghormatan pada Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Sama seperti masjid tertua lainnya di Surabaya, Masjid Rahmat ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah setempat.
Masjid Al-Akbar
Masjid yang paling populer di Surabaya lainnya adalah Masjid Al-Akbar. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Indonesia setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Masjid ini dibangun pada 4 Agustus 1995, sesuai dengan gagasan Mantan Wali Kota Surabaya Soenarto Soemoprawiro.
Masjid ini memiliki bagian ikonik yaitu kubahnya. Tak seperti kubah masjid pada umumnya, kubah Masjid Al-Akbar hampir menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi sekitar 27 meter. Bentuk ini menumpu pada bentuk piramida terpancung 2 layer setinggi kurang lebih 11 meter dengan diameter 54 meter x 54 meter.
Saat masuk, pengunjung akan disuguhi 45 pintu ukir dari kayu jati. Ada juga kentongan dengan ukuran khas yang diletakkan di serambi depan masjid.
Advertisement