Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membatasi  tanah yang mengeluarkan api dan asap di lahan lapangan di dekat Stasiun Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur. Pembatasan tanah itu untuk mengamankan lokasi  dan memantau perkembangan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus menuturkan, tanah di lahan dekat Stasiun Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya tersebut sedang diteliti oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas ESDM Jawa Timur.
"Lebih lanjut akan dilakukan pengkajian baik sumber maupun penanganannya. Dinas Lingkungan Hidup tiap hari datang memantau perkembangannya," ujar dia, ditulis Selasa (7/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, dari catatan Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya, di sekitar lokasi tanah yang mengeluarkan asap dengan hasil suhu rata-rata tanah di lokasi tersebut berkisar antara 35-36 derajat celsius.
Lokasi lahan tersebut juga merupakan depo/enplasement kereta api dan jauh dari permukiman atau perkampungan maupun aktivitas warga setempat.
Kepala BPB Linmas Surabaya, Eddy Christianto menuturkan, hingga kini belum ada laporan warga yang terdampak kesehatannya akibat tanah panas dan berasap di lokasi tersebut. Petugas KAI menyatakan kalau lokasi itu merupakan bekas pembuangan batu bara untuk bahan bakar kereta api dari zaman Belanda.
"Berdasarkan pemeriksaan kandungan udara, untuk saat ini lokasi setempat aman bagi warga setempat maupun petugas PT KAI," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tanah di Dekat Stasiun Dipo Lokomotif Surabaya Keluarkan Asap
Sebelumnya, PT KAI Daop 8 Surabaya melaporkan tanah yang mengeluarkan api dan asap di lahan lapangan di dekat Stasiun Dipo Lokomotif Sidotopo, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 4 Januari 2020.
Manager Humas PT KAI Daop 8Â Surabaya, Suprapto menyampaikan, laporan itu didapatkan dari petugas keamanan PT KAI yang sedang berpatroli.
"Selanjutnya kita langsung mengamankan lokasi dengan tali pembatas dan di jaga, agar tidak ada orang yang melintas," tutur dia kepada Liputan6.com, Sabtu, 4 Januari 2020.Â
Suprapto mengatakan, fenomena tersebut masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui penyebabnya. "Lokasinya jauh dari keramaian dan jauh dari jalur kereta api, jadi tidak menganggu perjalanan kereta api," kata dia.Â
Suprapto menegaskan, saat ini pihak kepolisian dari Polsek Simokerto Surabaya juga sudah di lokasi dan sedang memasang garis polisi dan ikut membantu mengamankan lokasi.
"Kami saat ini masih menunggu dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Surabaya," ujar dia.Â
Advertisement