Sukses

Menelusuri Rumah Sukarno di Surabaya

Surabaya menjadi tempat lahirnya banyak tokoh dan pahlawan Indonesia, salah satunya adalah Sukarno yang dijadikan sebagai cagar budaya.

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Surabaya, Jawa Timur mempunyai beberapa julukan seperti Kota Sejuta Taman, Kota Perdagangan, dan yang paling terkenal adalah Kota Pahlawan.

Bukan tanpa alasan Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Hal ini karena banyak tokoh pahlawan yang lahir di Surabaya. Berbagai peristiwa sejarah yang melibatkan tokoh-tokoh yang dianggap pahlawan pun menjadi salah satu alasannya.

Bahkan, Sukarno, tokoh proklamator Indonesia dan Presiden Indonesia yang pertama pun lahir di Surabaya. Sukarno mempunyai nama lengkap Kusno Sosro Sukarno. Sukarno lahir dari pasangan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben dan Raden Soekemi. Ibunya berasal dari Singaraja, Bali, sedangkan ayahnya dari Probolinggo, Jawa Timur.

Sukarno lahir pada 6 Juni 1901 di sebuah rumah di Jalan Peneleh, Gang Pandean IV, Surabaya, Jawa Timur.

Tumbuh dan berkembang menjadi orang penting dalam kemerdekaan Indonesia, membuat Sukarno dikenal dan dikenang oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Begitu pun ketika meninggal, Sukarno terus hidup di dalam saksi merdekanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sukarno wafat pada 21 Juni 1970, walaupun menjelang 50 tahun kepergiannya, namanya tetap besar dan tidak lekang oleh waktu. Salah satu bukti nyatanya adalah rumah yang menjadi tempat kelahirannya banyak dikunjungi. Bahkan, rumah yang ada di Jalan Paneleh itu pun menjadi cagar budaya menurut SK Walikota Surabaya No.188.45/321/436.1.2/2013.

Rumah Sukarno cukup mudah untuk ditemukan karena di depan gapuranya terdapat sebuah prasasti dan baliho bergambarkan Sukarno dengan tulisan “Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno, Penyambung lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin besar Revolusi”.

Tembok-tembok lorong sepanjang Gang Pandean IV pun terdapat banyak lukisan mural, salah satunya terdapat tulisan “Perjuanganku Lebih Mudah Karena Mengusir Penjajah”, “Jasmerah Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah”, “Di Sini Rumahku dan Tetap Berjuang”.

Maka Pemerintah Kota Surabaya menetapkan rumah Sukarno tersebut sebagai bangunan cagar budaya pada 2013.

Mengutip Antara, Pada 2016, rumah Sukarno dipercantik dengan dilakukan pengecatan pada dinding. Sekarang, rumah Sukarno ditempati oleh Jamilah yang sudah tinggal selama lebih dari 25 tahun. Jamilah juga menjadi juru kunci rumah Sukarno. Rumah Sukarno juga banyak dikunjungi oleh masyarakat.

 

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini