Liputan6.com, Jakarta - Genangan akibat banjir rob terutama di Pelabuhan Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur tidak terlalu berdampak terhadap aktivitas masyarakat. Potensi banjir rob diprediksi terjadi pada 9-11 Januari 2020 di Pelabuhan Surabaya, Pesisir Surabaya Timur, Sidoarjo dan Pasuruan.
Banjir rob ini karena pasang maksimum memasuki fase bulan purnama. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Klas II Tanjung Perak Surabaya, Rizal menuturkan, potensi banjir rob tersebut hingga 11 Januari 2020. Puncak banjir rob sudah lewat pada 10 Januari 2020 dan berdampak terhadap daerah rendah dan dekat pantai.
"Puncak sudah lewat pada 10 Januari. Ketinggian pasang air laut 150 cm dari permukaan air laut. Imbasnya ada 10-20 cm di daratan,” ujar Rizal saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (11/1/2020).
Advertisement
Meski demikian, Rizal menuturkan, ada genangan karena banjir rob tersebut tidak terlalu berdampak ke warga seperti di Pelabuhan Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Namun, ada genangan air dapat menganggu terhadap mesin kendaraan.
"Tidak terlalu dampak signifikan ke warga. Keselamatan dan keamanan, serta biota tidak terlalu berpengaruh,” ujar Rizal.
Ia mengatakan, masyarakat juga sudah mengantisipasi banjir rob sehingga para pemilik tambak ikan, petani garam sudah menaikkan tanggul. Selain itu, pihaknya telah mendapatkan laporan kalau ketinggian surah turun.
Sebelumnya, BMKG juga menyebutkan pengaruh pasang air laut maksimum ini berdampak dengan munculnya genangan air yang dapat menganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.
Wilayah pesisir yang berpotensi terdampak antara lain Pelabuhan Surabaya pada pukul 22.00-24.00 WIB, Pesisir Surabaya Timur pada pukul 22.00-23.00 WIB, dan Pesisir Sidoarjo dan Pasuruan pada pukul 22.00-23.00 WIB.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Langkah Pemkot Surabaya
Sebelumnya Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, berdasarkan laporan BMKG, Surbaaya diprediksi dilanda cuaca ekstrem kurang lebih satu minggu ke depan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada semuanya agar tetap waspada dan saling bersinergi untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
“Kita akan menghadapi cuaca seperti ini kurang lebih seminggu. Tadi pagi subuh ramalam BMKG akan terjadi hujan dan angin lebat, sekaligus air laut pasang,” ujar Risma, saat gelar pertemuan tiga pilar pada Selasa, 7 Januari 2020.
Oleh karena itu, Risma mengaku pihaknya telah mengantisipasi kondisi tersebu. Pertama, mengimbau masyarakat ketika berada di jalan dan turun hujan disertai angin kencang supaya tidak berteduh di bawah pohon, terutama bagi kendaraan bermotor.
Selain itu, jika terjadi pohon tumbang dan posisi dekat dengan tiang listrik masyarakat diminta untuk menjauh dan hubungi 112.
Pemkot Surabaya juga siapkan tujuh posko yang tersebar di berbagai titik. Di posko itu, akan difasilitasi lengkap dokter, perawat, petugas Linkas, PMK dan ambulans.”Kami juga siapkan genset, perahu karet, pelampung, tenda, lengkap. Nanti akan kami infokan lokasi-lokasinya,” ujar dia.
Pemkot Surabaya juga menambah kapasitas pompa air untuk cegah banjir rob. Penambahan kapasitas pompa air dari 1-5 meter kubik. "Pompa air juga akan kami tutup untuk mencegah banjir rob. Apalagi ada prediksi dari BMKG bahwa akan ada banjir rob,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkot Surabaya, M.Fikser, Jumat, 10 Januari 2020.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga telah memasang 16 tv wall yang dipasang dib alai-balai RT/RW atau tempat berkumpulnya para nelayan di sekitar pesisir. Melalui tv wall itu, para nelayan sudah bisa melihat langsung kondisi cuaca, kecepatan angin dan berbagai hal tentang kondisi saat ini.
"Berbagai hal telah dilakukan oleh pemkot. Harapannya, tidak ada musibah atau hal-hal yang terjadi pada saat musim hujan kali ini," tutur dia.
Advertisement