Sukses

Melihat Rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, Tempat Sukarno Belajar

Dari balik rumah sederhana di bilangan Kota Surabaya ini, lahir sejumlah tokoh yang kelak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur merupakan salah satu kota terpenting dalam terbentuknya Republik Indonesia. Banyak peristiwa penting yang tertoreh di Kota Pahlawan ini. Salah satunya, kota ini merupakan tempat Bung Karno belajar kepada HOS Tjokroaminoto.

Saat itu, HOS Tjokoraminoto merupakan tuan rumah sekaligus pembimbing bagi Bung Karno dan sejumlah tokoh nasional lain ketika mereka mengenyam pendidikan di Surabaya. Di tempat ini pula, presiden pertama Republik Inonesia ini bertemu tokoh-tokoh penting nasional.

Rumah HOS Tjokroaminoto, yang berlokasi di di Jalan Peneleh 07, nomer 29-31 Kota Surabaya ini merupakan saksi sejarah di mana sejumlah tokoh-tokoh penting kemerdekaan Indonesia mengawali kariernya sebagai pejuang.

Di antara tokoh-tokoh penting Indonesia yang pernah tinggal di rumah ini adalah Sukarno, Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka, Musso hingga Kartosoewirjo, dikutip dari berbagai sumber.

Siapa yang tak mengenal tokoh-tokoh besar itu. Mereka adalah para pejuan kemerdekaan yang namanya harum dan diabadikan dalam buku-buku sejarah serta dipelajari rekam jejaknya.

Masing-masing dari mereka memiliki latar belakang dan ideologi yang berbeda, namun di salah satu rumah di Surabaya itu mereka belajar dengan rukun pada satu guru, yaitu kepada Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Mengenal HOS Tjokroaminoto

Raden Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882. Dia merupakan anak kedua dari 12 bersaudara dari ayang yang bernama R.M Tjokroamiseno, seorang pejabat pemerintah pada saat itu.

Sementara kakeknya, R.M Adipati Tjokronegoro merupakan seorang terpandang di daerahnya yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Ponorogo.

Tjokroaminoto adlaah salah satu pemimpin organisasi Serikat Islam (SI) yang merupakan organisasi pertma di Indonesia kala itu. Oleh pemerintah Belanda, Tjokro mendapat gelar sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota atau dalam bahasa Belanda disebut De Ongekroonde van Jawa.

Sejarah mencatat, dia orang Indonesia pertama yang menolak untuk tunduk pada pemerintahan Belanda saat itu. Dia pula tokoh yang dijuluki sebagai salah satu pelopor pergerakan di Indonesia sekaligus sebagai guru bagi para pemimpin besar Indonesia.

Pada 17 Desember 1934, dirinya menghembuskan nafas terakhir saat berusia 52 tahun di Yogyakarta. Sejumlah penghormatan pun diberikan kepadanya. film berjudul Guru Bangsa: Tjokroaminoto merupakan film garapan Garin Nugroho yang didedikasikan untuknya, dikutip dari berbagai sumber.