Liputan6.com, Surabaya - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Infra Digital Nusantara (IDN), startup teknologi keuangan untuk institusi pendidikan, menggelar acara Gerakan Ayo Membangun Madrasah (GERAMM) di Surabaya, Rabu (15/1/2020).
Acara ini merupakan komitmen program GERAMM yang diinisiasi oleh Kanwil Kemenag Jatim sejak 2019. Kali ini berkolaborasi dengan startup Infra Digital Nusantara dalam rangka mewujudkan digitalisasi keuangan dan asistensi serta pengenalan sistem keuangan digital untuk sekolah madrasah se-Jawa Timur.
Plt Kanwil Kemenag Jatim, Mohammad Amin Mahfud mengatakan, madrasah harus mengikuti perkembangan zaman karena saat ini era teknologi.
Advertisement
"Maka madrasah di dalam pengelolaan keuangan juga harus berbasis teknologi dan teknologi ini akan memudahkan, jadi akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan," tutur dia.
Baca Juga
Dia menjelaskan, dalam digitalisasi keuangan, anggaran anggaran- anggaran yang tersedia dipergunakan untuk apa, kemudian hasilnya akan bisa langsung diketahui semua orang.
"Anggaran yang ada di madrasah bukan hanya yang dari pemerintah tapi dari masyarakat juga, itu harus dipertanggungjawabkan betul supaya kepercayaan masyarakat kepada madrasah ini bisa meningkat," ucapnya.
"Nanti temen-temen yang hadir dari masing-masing kabupaten atau kota ini punya kewajiban mendesiminasikan apa yang diperoleh di kegiatan ini," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Sementara itu, CEO IDN Ian Mckenna menambahkan, salah satu langkah awal yang bisa dilakukan untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yaitu melalui digitalisasi data dan keuangan.
"Digitalisasi keuangan penting, yang pertama karena keuangan bisa naik, bisa menaikkan kesehatan keuangan madrasah dan kesehatan keuangan itu adalah dasar semua kegiatan operasional, kalau kesehatan madrasah kurang atau over operasional maka akan berdampak," katanya.
"Dan yang kedua ketika level manajemen madrasah sudah terbiasa dengan visualisasi isi data dan keuangan pengembangan sistem yang lain akan menjadi lebih mudah program digitalisasi," ucapnya.
Dia menceritakan, pada 2018 telah mulai membantu beberapa sekolah di Jakarta dan akan coba membantu sekolah di Jawa Timur untuk migrasi mulai dari pendataan siswa, orangtua dan keuangan serta pembayaran tunai atau tabungan dan lain lain menjadi non tunai.
"Hasilnya alhamdulillah, kita lihat kenaikan kesehatan keuangan sekolah yang cukup besar, hampir tujuh puluh persen orang tua dulu bayarnya telat dan kini menjadi tepat waktu dan sekolah rata - rata melihat kenaikan pendapat di angka enam belas persen," ujarnya.Â
Â
Advertisement