Sukses

Terapkan SNI Bakal Dukung UKM Jawa Timur

Jawa Timur sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah UKM yang sangat besar berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Surabaya - Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur (Jatim) untuk memiliki Standar Nasional (SNI) sehingga menciptakan pemasaran lebih luas dan meningkatkan daya saing UKM.

Kepala BSN, Bambang Prasetya menyampaikan, hal itu saat kegiatan sosialisasi bertajuk Manfaat Standardisasi untuk Pemastian Mutu/ Keamanan Produk dan Daya Saing Industri/UMKM kepada lebih dari 50 pelaku UKM di Jawa Timur (Jatim). 

Bambang menuturkan, salah satu langkah konkret adalah standardisasi UKM yang dapat mendorong daya saing baik di dalam maupun luar negeri. Jumlah UKM mencapai jutaan, sehingga pemerintah dan semua pihak harus hadir untuk mendukung para pelaku UKM.

"Kita terus berupaya menciptakan role model penerapan SNI yang banyak pihak perlu diajari," tutur Bambang di Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), Jumat (17/1/2020). 

Saat ini, banyak pihak yang sudah mendampingi UKM. Baik itu dari Kementerian sampai corporate sosial responsibility (CSR) berbagai perusahaan. "Semua kelompok yang mendampingi itu harus menggiring UKM untuk memiliki SNI, biar pemasaran mereka lebih luas," tutur dia.

Oleh karena itu, ia menuturkan apa yang sudah dilakukan SETC ini sudah bagus. Mereka membina UKM sampai ke tingkat pemasarannya. "Tinggal nambahin saja di ujung, apakah perlu di-SNI. Sehingga UKM lebih maju," tutur dia.

Jawa Timur sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah UKM yang sangat besar berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Jawa Timur juga kerap kali mempromosikan komoditas UKM unggulannya seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan alas kaki. 

Pada awal  2019, tercatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur sebesar Rp2.189,78 triliun. Menurut Bambang, potensi UKM yang ada saat ini dapat ditingkatkan lagi dengan standardisasi untuk dapat memperluas pasar dan mendapatkan kepercayaan konsumen. 

Di SETC yang merupakan pusat pelatihan kewirausahaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), tersebut, Bambang menuturkan standardisasi bertujuan untuk melindungi masyarakat konsumen, tetapi jauh lebih penting adalah bagaimana mendukung iklim usaha yang kondusif dan peningkatan daya saing antar pelaku usaha. 

"Peran BSN adalah sebagai lembaga yang mendukung proses pembangunan di Indonesia baik dalam konteks pembangunan fisik, pengelolaan sumber daya alam yang efisien, serta pembangunan manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi lewat standardisasi,” ujar Bambang. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Kesadaran Mengenai Iklim Usaha

Saat ini, BSN secara proaktif hadir di tengah-tengah pelaku UKM untuk meningkatkan kesadaran mengenai iklim usaha yang saat ini sangat kompetitif. 

"Kami memiliki banyak role model dari usaha kecil dan mikro yang didampingi BSN selama beberapa tahun sehingga sukses," kata Bambang di sela-sela pemaparannya. 

Pihaknya pun berharap, melalui aktivitas di SETC ini, dapat memberikan gambaran secara jelas bagaimana standardisasi produk dapat berdampak terhadap peningkatan usaha para pelaku UKM.  

Selain itu, Bambang juga mengapresiasi Sampoerna dalam upayanya memajukan UKM. Menurut dia, lewat SETC, UKM sebagai pemegang peranan kunci dalam penciptaan lapangan kerja dapat turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu dibutuhkan kolaborasi antar berbagai pihak agar dapat mendorong UKM memiliki daya saing tinggi, memperbesar pasar, hingga upaya mengantongi sertifikasi seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan izin Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT).

"Pertemuan di SETC diharapkan bisa menjadi langkah maju buat UKM. Apalagi dalam era industri 4.0 ini, standardisasi memainkan peran penting dalam mendukung perdagangan antar negara. Tidak hanya bagi perusahaan besar saja, para pelaku UKM pun dapat mewarnai kegiatan ekspor, termasuk UKM dari Jawa Timur," ujar dia.