Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya menanam pohon pelindung dan pohon berbunga di hampir seluruh kawasan pedestrian terutama di jalan protokol kota Surabaya, Jawa Timur. Pohon terutama yang ditanam tersebut pohon angsana dan pohon sepatu dea.
"Apabila kawasan itu semakin bagus dan semakin hijau, maka tidak menutup kemungkinan burung-burung juga akan hinggap di kawasan tersebut. Jadi, orang melihatnya enak, saat macet orang akan melihat keindahan ruang terbuka hijau ini, sehingga di jalan tidak bikin stres," ujar Sekretaris Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Ipong Wisnoewardono di Surabaya, Kamis (23/1/2020).
Ia menuturkan, wali kota menginstruksikan penanaman pohon di ruang-ruang terbuka serta kawasan pedestrian serta perapian jalur untuk pejalan kaki.
Advertisement
Baca Juga
"Bu Wali memberi perintah pembenahan tanaman agar lebih cantik. Lalu memendekkan beberapa tanaman supaya tidak tinggi, jadinya lebih rapi," kata Ipong.
Ia mengatakan, pemangkasan ranting pohon-pohon di kawasan pedestrian rutin dilakukan sebagai bagian dari kegiatan dari perawatan di Surabaya.Â
"Kami motongnya tidak asal, tapi memperhatikan estetikanya. Paling tidak tetap kelihatan bagus, tidak semburat, jadi enak dilihat," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rajin Tanam Pohon, Risma Pamer Surabaya Seperti Hutan
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menuturkan pihaknya terus menambah ruang terbuka hijau dan menambah penanaman pohon. Ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas udara kota.
"Makanya Surabaya seperti hutan. Di tengah kota seperti hutan. Karena selalu saya tambah terus, karena mobilnya tambah terus. Saya tidak bisa (melarang). Kalau orang senang-senang naik mobil, tiba-tiba tidak boleh naik mobil, terus gimana saya (melarang)," ujar dia dalam acara diskusi Indonesia Millennial Summit di Jakarta Selatan, Jumat, 17 Januari 2020, seperti dikutip dari Antara.
Dia menuturkan, upaya-upaya penghijauan itu berhasil memperbaiki kualitas udara kota dan tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi Surabaya justru melebihi rata-rata nasional.
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong memuji upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam mengurangi polusi udara.
"Artinya hutan harus dikelola oleh masyarakat supaya bisa dengan baik. Tadi Ibu Risma melakukannya dengan hutan kota, macam-macam. Itu suatu contoh yang baik karena ada istilahnya hutan is not my place but hutan is my home, forest is my home, artinya rumah kita," kata Alue.
Pemerintah juga menjalankan upaya rehabilitasi hutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk program perhutanan sosial yang melibatkan masyarakat adat dan lokal dalam merawat hutan.
Advertisement