Liputan6.com, Surabaya Proses pembangunan bandara Kediri, Jawa Timur sudah dimulai. Saat ini sedang berlangsung pengerukan tanah untuk jalan.
Peletakan batu pertama pembangunan bandara Kediri akan dilakukan pada April 2020. Saat ini pemerintah masih menyelesaikan ganti untung untuk lahan warga.
“Alat berat yang masuk sudah beroperasi diawali di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan dan akan dilanjutkan ke lokasi atau desa yang lain," ujar Mayor Inf. Bagja Sirait, Staf Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, seperti yang dikutip dari Antara, di Kediri, Jumat (24/1/2020).
Advertisement
Baca Juga
Total lahan yang dibebaskan untuk pembangunan bandara Kediri berkisar 376,5 hektare. Pembebasan lahan sudah 98 persen dan lahan yang belum dibebaskan 5,88 hektare terdiri dari lahan kosong dan bangunan.
Menurut Bagja Sirait, keberadaan bandara Kediri akan dapat meningkatkan konektivitas daerah, membuka kesempatan kerja, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kediri. Bandara ini juga disiapkan untuk keperluan ibadah haji. Warga yang menyerahkan tanahnya untuk pembangunan bandara akan mendapatkan manfaat. “Ini akan memberi multiplier effect untuk pembangunan Kediri, ekonominya. Kalau Kediri maju yang makmur pasti keluarga di Kediri," ucapnya.
Ia juga meminta warga tidak terprovokasi orang yang tidak bertanggung jawab. Sebab, provokasi hanya membuat sebuah daerah tidak maju.
Pemerintah juga sudah menyiapkan solusi bagi warga kurang mampu berdasarkan database desa dan Dinas Sosial, seperti menyediakan lahan untuk dibeli warga kurang mampu. Lahan itu akan diambil dari lahan rumah yang belum ada transaksi untuk dijadikan permukiman baru.
Harga maksimal sama dengan harga jual tanah dan luas maksimal 150 meter persegi. Lokasi permukiman baru itu berada di Desa Grogol, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri yang disebut Tanjung Baru. Lokasi pengganti untuk warga terdampak pembangunan bandara Kediri juga dilengkapi dengan fasilitas jalan, drainase, pos kamling, sumur, hingga sambungan listrik.