Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur (Jatim) meminta pemerintah untuk segera menstabilkan pasokan gula agar ritel modern bisa kembali melayani kebutuhan masyarakat terhadap gula.
Hal ini mengingat harga gula dalam dua bulan terakhir di wilayah setempat merangkak naik akibat stok yang tersendat sehingga peritel modern sulit mendapatkan pasokan gula.
"Tidak hanya suplai yang tersendat, harga gula juga terus merangkak naik," ujar Koordinator Wilayah Timur 1 Aprindo Jatim, April Wahyu Widarti di Surabaya, Selasa (4/2/2020), seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, stok gula di sejumlah ritel modern berkurang drastis, dan dirasakan sejak dua bulan terakhir. Bahkan beberapa ritel tidak mempunyai stok dipajang di rak display.
"Di tengah tersendatnya pasokan gula ke ritel modern, kami juga menghadapi harga gula yang tinggi. Padahal harga eceran tertinggi untuk gula sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI nomor 57 tahun 2017 yang kemudian diatur lagi dalam Permendag nomor 96 tahun 2018 tentang HET (harga eceran tertinggi ) untuk komoditas beras, gula, minyak dan daging," tutur dia.
Selain itu, pemasok memberikan harga sesuai aturan, agar ritel modern pun bisa menjual sesuai harga HET yang sudah ditetapkan pemerintah, dengan harga eceran tertinggi gula Rp 12.500 per kg.
Namun, kata dia, saat ini harga gula di pasar tradisional sudah di atas Rp 13.000Â per kg. Bahkan ada yang menjual sampai Rp14.000Â per kg.
"Kondisi ini menyulitkan kami untuk berjualan. Karena jika peritel modern menjual di atas HET akan dikenakan sanksi, bahkan izin usaha toko swalayan (IUTS) peritel bersangkutan bisa dicabut," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Diharapkan Stabilkan Pasokan Gula
April mengatakan, stok gula yang ada di sejumlah ritel modern dijual dengan harga Rp12.500, dan pembelian dibatasi maksimal 2 unit per pembeli.
"Menipisnya stok berimbas pada pelayanan. 'Karena kami tidak bisa memberikan layanan akan kebutuhan gula untuk para konsumen," katanya.
Oleh karena itu, Aprindo meminta pada pemerintah untuk segera menstabilkan pasokan, sehingga ritel modern bisa kembali melayani kebutuhan masyarakat terhadap gula.
"Ditambah sebentar lagi akan masuk Lebaran. Tentunya, permintaan terhadap gula akan naik pada Februari ini, hal ini untuk persiapan membuat kue dan biskuit untuk keperluan Lebaran. Jangan sampai pemerintah terlambat mengambil kebijakan dalam menjaga pasokan barang barang khususnya untuk kebutuhan Lebaran,'' kata dia.
Advertisement