Sukses

Arsitek RS Khusus Corona China, Lulusan Chung Hua School di Jember

Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan dibangun oleh 7.000 orang kru, tukang ledeng, ahli listrik, dan sejumlah ahli lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - China menjadi sorotan dunia setelah Virus Corona yang menyebar di Wuhan, China, dinilai menjadi pusat dari wabah Virus Corona.

Langkah pemerintah China untuk mengatasi dan membantu pasien yang terjangkit Virus Corona tersebut juga menyedot perhatian. Salah satunya pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan yang dibangun dalam sembilan hari. Rumah sakit ini memiliki luas 34.000 meter persegi yang akan diisi 1.000 tempat tidur untuk pasien Virus Corona. Rumah sakit ini pun diresmikan pada 3 Februari 2020.

Mengutip Kanal Global Liputan6.com, Rumah Sakit Huoshenshan Wuhan dibangun oleh 7.000 orang kru, tukang ledeng, ahli listrik dan sejumlah ahli lainnya. Selain itu, rumah sakit ini juga memiliki ruang isolasi terdiri dari 60.000 meter persegi (600.000 kaki persegi). Rumah sakit ini juga dikatakan memiliki 30 unit perawatan intensif.

Berbicara soal pembangunan yang dibangun oleh sejumlah kru tersebut, ternyata ada seorang arsitek kelahiran Jember, Indonesia. Arsitek tersebut sempat ramai dibicarakan di grup layanan pesan singkat pada pekan lalu. Namun, ada perbedaan nama dalam layanan pesan singkat tersebut.

Ada sejumlah versi pesan singkat mengenai arsitek tersebut. Ada yang menulis kalau yang bangun rumah sakit di Wuhan, satu minggu selesai, arsiteknya adalah Prof. Wang Sik Mou, putra kelahiran Jember, SD dan SMP sekolah di tjong hwa sue xiao, SMA di Surabaya. Pulang kuliah di Tiongkok sampai sekarang umur 80 tahun.

Selain itu, ada versi dengan unggahan foto dan tulisan. Arsitek yang membangun rumah sakit di Wuhan, selesai satu minggu adalah Prof. Huang Xi Mou, pria kelahiran Jember. SD dan SMP-nya ditempuh pada Zhong Hua Xue Xiao Jember, sedangkan SMA diselesaikan di Surabaya.Kembali ke Tiongkok untuk melanjutkan kuliah dan menetap di sana sampai sekarang. Foto ini diambil pada 2010, waktu beliau pulang kampung ke Jember, menghadiri peringatan 100 tahun. Zhong hua Xue Xiao.

Mengutip Antara, Jumat (7/2/2020), arsitek RS Huoshenshan, rumah sakit khusus untuk menangani wabah Virus Corona di Wuhan, China, adalah Huang Xiqiu yang merupakan salah satu alumnus Chung Hua School di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Nama Huang Xiqiu ini pun berbeda dari nama-nama yang sebelumnya beredar di layanan pesan singkat. Di layanan pesan singkat ada yang menyebutkan Wang Sik Mou dan ada juga yang menyebutkan Huang Xi Mou.

"Memang benar Huang Xiqiu pernah sekolah Chung Hua School atau disebut Chung Hua Xie Xiao sebelum saya menjadi guru di sana," kata salah satu guru Chung Hua School, Iwan Natawidjaja saat ditemui di Kabupaten Jember, Kamis, 7 Februari 2020.

Desain rumah sakit Huoshenshan itu dibuat oleh Wuhan CITIC Design Institute and Constructed yang merupakan bagian dari perusahaan konstruksi Tiongkok, China Construction Third Engineeing Bureau Co.Ltd.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Namun, dibalik kesuksesan pembangunan rumah sakit khusus Virus Corona itu ada tangan dingin arsitek yang mendesainnya yakni Huang Xiqiu yang lahir di Indonesia dan sempat mengenyam pendidikan SD dan SMP di Chung Hua School Jember. Bahkan orangtuanya juga tinggal di Jember hingga meninggal dunia.

"Saya mengajar di Chung Hua School Jember pada tahun 1958, tapi saat itu Huang Xiqiu sudah melanjutkan studinya ke SMA di Surabaya karena saat itu tidak ada SMA di Jember," tutur pria kelahiran 1939 tersebut.

Iwan mengatakan, kedua adik Huang Xiqiu, satu perempuan dan satu laki-laki pernah menjadi siswanya di Chung Hua School Jember, bahkan orang tua Huang Xiqiu menjadi pengurus di sekolah Tionghoa tersebut.

"Adik-adiknya juga sangat pandai dan mereka setelah lulus di Chung Hua School mengikuti jejak kakaknya sekolah di Tiongkok juga. Huang Xiqiu dulu juga pernah menjadi ketua organisasi sekolah, mungkin kalau sekarang namanya OSIS," ujar dia.

Chung Hua School merupakan sekolah Tionghoa yang terbesar yang didirikan di Jember dan sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Tionghoa Hwee Koan.

Sekolah itu menggunakan kurikulum tersendiri yang berbeda dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda karena mengacu pada kurikulum sekolah Tiongkok.

Chung Hua School menyediakan pendidikan taman kanak-kanak (yu er yen), pendidikan sekolah rendah (siao xie), hingga sekolah menengah pertama (chung xie), tapi sekolah tersebut ditutup pada 1966 akibat situasi politik Indonesia.