Sukses

Menelusuri Masjid di Surabaya, Bersejarah hingga Unik

Kali ini Liputan6.com akan membahas mengenai masjid-masjid unik dan bersejarah di Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang terdiri dari keberagaman, salah satunya adalah agama. Di Indonesia, mayoritas masyarakatnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan demikian, terdapat banyak masjid di Indonesia salah satunya di Surabaya.

Surabaya merupakan kota metropolitan yang berada di Provinsi Jawa Timur. Di surabaya banyak berdiri masjid. Tak hanya itu, beberapa masjid di Surabaya mempunyai keunikan.

Kali ini Liputan6.com akan membahas mengenai masjid-masjid unik dan bersejarah di Surabaya mengutip dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2020):

1. Masjid Al-Akbar Surabaya

Masjid Al-Akbar Surabaya merupakan salah satu masjid yang terbilang megah dan besar di Surabaya. Masjid ini berdiri pada 4 Agustus 1995 dan digagas oleh mantan Wali Kota Surabaya, Soenarto Soemoprawiro.

Dalam pembangunannya, masjid ini mengalami beberapa kendala dan sempat tertunda. Kemudian pada 10 November 2005 Masjid Al-Akbar diresmikan oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Masjid Al-Akbar berada di kawasan Pagesangan, Surabaya Selatan, tepatnya di tepi jalan tol Surabaya-Malang. Bangunan masjid berdiri di atas lahan seluas 11,2 hektare dengan ukuran bangunan 28.509 m² dan mampu menampung sebanyak 36.000 jamaah.

Kubah masjid Al-Akbar dinilai memiliki keunikan karena berwarna dominan biru menyala. Kubahnya berbentuk setengah telur 1,5 layer dengan tinggi 27 meter yang bertumpu pada bentuk piramida terpancung dua layer setinggi sekitar 11 meter, diameter 54x54 meter.

Ketika memasuki areal masjid Al-Akbar, pengunjung akan disuguhi oleh pintu yang memiliki ukiran dari kayu jati dan kentongan yang berada di serambi bagian depan masid. Selain itu, lampu yang menerangi masjid juga memberi kesan megah.

Hal ini karena panitia pembangunan masjid bekerja sama dengan salah satu perusahaan lampu terbesar di Indonesia. Marmer yang dijadikan lantai masjid Al-Akbar merupakan kualitas pilihan yang didatangkan dari Lampung.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho merupakan perpaduan dari budaya Tionghoa dan Islam. Masjid ini berada di belakang Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, tepatnya di Jalan Gading No.2, Surabaya, Jawa Timur.

Mengutip dari Buku Travelicious, Jalan Hemat, Jajan Nikmat karya Ariyanto, ada banyak orang China yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Jawa, salah satunya adalah Laksamana Haji Muhammad Cheng Ho alias Sam Poo Kong, ia pun menganut agama Islam.

Pada abad ke-15 tepatnya pada pemerintahan Dinasti Ming, Cheng Ho bersama pasukannya datang dari Yunnan, China Selatan ke tanah Jawa melalui rute Semarang, kemudian berkunjung Kerajaan Majapahit yang bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.

Dibangunnya Masjid Muhammad Cheng Ho merupakan suatu penghormatan bagi Cheng Ho karena telah banyak berperan dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Pembangunan Masjid Cheng Ho pun didukung oleh organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) di Jawa Timur. Ketua Harian Masjid Cheng Ho, Lin Puk San mengatakan, berdirinya masjid ini bertujuan untuk dijadikan sarana pendidikan dan memperkenalkan Cheng Ho kepada masyarakat luas.

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 21x11 meter dengan luas bangunan utama 99 meter persegi. Ornamen yang terdapat di atap masjid ini membentuk segi delapan dan menyerupai sarang laba-laba karena hal itulah yang menyelamatkan Nabi Muhammad. Masyarakat Tionghoa percaya angka delapan dapat mendatangkan keuntungan.

Anak tangga pada Masjid Cheng Ho berjumlah 5 dan 6, angka tersebut menyimbolkan rukun Islam dan rukun Iman. Keunikan dari masjid ini adalah pintunya yang tidak memiliki daun pintu yang berarti Masjid Cheng Ho bisa dimasuki oleh siapa saja.

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 21x11 meter dengan luas bangunan utama 99 meter persegi. Ornamen yang terdapat di atap masjid ini membentuk segi delapan dan menyerupai sarang laba-laba karena hal itulah yang menyelamatkan Nabi Muhammad. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa angka delapan dapat mendatangkan keuntungan.

Anak tangga pada Masjid Cheng Ho berjumlah 5 dan 6, angka tersebut menyimbolkan rukun Islam dan rukun Iman. Keunikan dari masjid ini adalah pintunya yang tidak memiliki daun pintu yang berarti Masjid Cheng Ho bisa dimasuki oleh siapa saja.

3 dari 4 halaman

Masjid Sunan Ampel

Di Surabaya terdapat kawasan yang berisikan masyarakat Arab, kawasan Ampel. Terdapat masjid yang berdiri di kawasan ini, yaitu Masjid Sunan Ampel tepatnya di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya.

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 120x180 meter. Masjid Sunan Ampel mempunyai gaya bangunan yang memadukan Jawa Kuno dan Arab Islami.

Berdasarkan cerita dari masyarakat sekitar, terdapat peristiwa pasukan asing yang menyerang Surabaya dengan senjata dan menghancurkan seluruh wilayah. Meskipun demikian, Masjid Ampel tetap berdiri dengan kokoh, seperti tidak terjadi apa pun.

Masjid ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel dan masjid Ampel yang baru.

Masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel memiliki ukuran kecil dengan genting berwarna cokelat tua dan berada di sebelah timur bersebelahan dengan Pasar Cenderamata.

4 dari 4 halaman

Masjid Kemayoran Surabaya

Kemayoran merupakan salah satu daerah di Jakarta, namun di Surabaya nama Kemayoran dijadikan sebagai nama masjid.

Masjid Kemayoran berada di Jalan Indrapura No.2, Surabaya. Sampai 1905, masjid ini pernah menjadi yang terbesar di Surabaya.

Mengutip dari akun Facebook Surabaya Historical, masjid ini dibangun di atas lahan milik seorang Mayor Angkatan Darat Pemerintah Hinda Belanda dan dinamai Masjid Kemayoran. Awalnya masjid ini berdiri di Jalan Tembaan Surabaya, dan dibangun oleh pemerintah Belanda pada 1772. Kemudian pada 1932 dipindahkan ke Jalan Indrapura.

Hal tersebut dibenarkan oeh K.H. Muhammad Abdul Bari selaku Ketua I dan H. Achmad Yusa selaku Sekretaris Masjid Kemayoran Surabaya. Demikian mengutip dari dokumen Universitas Airlangga.

Pegiat Sejarah Surabaya, Nanang mengatakan, Masjid Kemayoran tidak banyak yang mengetahui kisah dan riwayatnya.

"Bila Masjid Ampel, Masjid Rahmad, dan Masjid Jamik Penel dikenal didirikan Raden Rahmad atau Sunan Ampel. Sementara Masjid Kemayoran yang termasuk Masjid besar di Surabaya dan lama tidak banyak diketahui publik bagaimana dan siapa pendirinya," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, 5 Desember 2019.

Sama seperti Masjid Cheng Ho, Masjid Kemayoran juga bergaya arsitektur Tionghoa. Jika dilihat dari luar, masjid ini berbentuk setengah lingkaran. Namun, masjid ini aslinya berbentuk segi delapan.