Sukses

Atasi Banjir, Pemkab Sidoarjo Gandeng Swasta

Upaya yang dilakukan tersebut berupa normalisasi sungai dan pembuatan kisdam, bersih-bersih lingkungan, pemberian bantuan sembako, obat-obatan, air bersih dan sirtu 40 truk untuk menimbun lokasi-lokasi banjir.

Liputan6.com, Surabaya - Minarak Brantas Gas (MBG) bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidoarjo serta warga berupaya menangani banjir di dua desa di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Upaya yang dilakukan tersebut berupa normalisasi sungai dan pembuatan kisdam. Bukan itu saja, MBG juga melakukan bersih-bersih lingkungan, pemberian bantuan sembako, obat-obatan, air bersih dan sirtu 40 truk untuk menimbun lokasi-lokasi banjir di Sidoarjo, Jawa Timur.

"Normalisasi sungai di Desa Kedungbanteng ini dilakukan sebagai upaya penanggulangan banjir yang berada di Desa Kedungbanteng dan Banjarasri," kata Manager Public Relation MBG Arief Setyo Widodo, Sabtu, 22 Februari 2020.

Menurut Arief, kegiatan normalisasi sungai sudah dua kali dilakukan oleh Minarak. Pertama pada 26 Januari 2020 di TA 16 Desa Kedungbanteng dan kedua dilakukan 20 Februari 2020. Kegiatan normalisasi ini rencananya akan terus dilakukan hingga tiga minggu ke depan.

Minarak juga berupaya membuat kisdam atau bendungan sementara, agar air dari Desa Kedungpeluk tidak masuk ke wilayah Desa Kedungbanteng. Pembuatan kisdam atau bendungan dilakukan di RT 7 Desa Kedungbanteng, dan Desa Banjarpanji dekat tambak.

"Keputusan itu hasil koordinasi dengan Pak Wabup (Plt bupati) dan dinas-dinas terkait di Pemkab Sidoarjo," kata Arief.

Seperti ramai diberitakan, sudah hampir dua bulan ini banjir melanda sejumlah wilayah RT di Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Selain menggenangi rumah-rumah warga, banjir juga menggenangi dua gedung sekolah dan areal persawahan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Penyebab Banjir

Kepala BPBD Kabupaten Sidoarjo, Dwidjo Prawito mengatakan, banjir di dua desa ini akibat curah hujan tinggi. Frekuensi hujan di wilayah tersebut juga sering terjadi.

"Karena curah hujan di sekitar Tanggulangin tinggi, frekuensi hujan juga sering terjadi, ditambah lagi tingginya sedimentasi di avur yang ada di desa tersebut," kata Dwidjo, Jumat, 21 Februari 2020.

Sungai di dua desa tersebut memang mengalami pendangkalan. Bahkan tumpukan sampah juga terlihat menyumbat aliran sungai. BPBD Sidoarjo sendiri juga sudah menurunkan mesin pompa. Mesin pompa untuk menyedot genangan air dan membuangnya ke sungai.

Di sisi lain Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menjelaskan, saat ini Pemkab Sidoarjo masih melakukan kajian mendalam terkait faktor-faktor penyebab banjir itu. Menurut Cak Nur, timnya saat ini sedang berkoordinasi dengan Minarak mengambil langkah strategis untuk menangani banjir tersebut.

"Sudah kita panggil (Minarak) dan sampai saat ini masih terus kita koordinasikan tentang strategi penanganannya. Pihak Minarak sudah siap membantu kok,” kata Cak Nur.