Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengatakan Surabaya berpotensi diguyur hujan pada 24 Februari 2020.
Prakirawan BMKG Juanda, Huda mengatakan, hujan yang diprediksi terjadi di Surabaya mempunyai intensitas sedang hingga lebat.
"Surabaya berpotensi hujan pada siang hingga sore hari. Ada potensi terjadinya petir dan angin kencang sesaat,” kata Huda kepada Liputan6.com (24/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Huda juga menjelaskan suhu udara di Surabaya berada di kisaran 26 – 32 derajat celsius. Kelembaban udaranya 65 – 95 persen dan angin datang dari arah barat dengan kecepatan 5 – 30 derajat celsius.
Huda mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya warga Surabaya dan sekitarnya untuk waspada terhadap cuaca yang sedang terjadi dan terus mengecek informasi cuaca.
“Masyarakat diharapkan waspada terhadap potensi banjir dan genangan, kemudian akses terus informasi daerah setempat dari web resmi seperti instagram kami @bmkgjuanda,” kata Huda.
Mengutip laman web juanda.jatim.bmkg.go.id, selain Surabaya sebagian besar daerah di Jawa Timur pun berpotensi diguyur hujan pada siang hari ini.
Antara lain Bangkalan, Batu, Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Lamongan, Lumajang, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Trenggalek, Tuban, dan Tulungagung.
(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Potensi Bencana
Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, dikatakannya selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba.
Mengenai daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut, dikatakannya, cenderung merata.
"Kalau Jawa Tengah itu angin kencang merata, tidak milih wilayah. Kemarin juga sudah dimulai angin puting beliung karena sempat ada jeda hujan sebentar, itu masa transisi," ujar dia.