Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda berpeluang hujan disertai petir di Surabaya, Jawa Timur pada Jumat sore (28/2/2020). Akan tetapi, hujan lokal berpeluang terjadi pada malam hari.
Mengutip instagram @infobmkgjuanda, Surabaya alami hujan lokal pada pukul 13.00 WIB. Kemudian hujan akan mengguyur Surabaya dengan disertai petir pada pukul 16.00 WIB. Hujan akan berlanjut pada malam hari. Namun, hujan lokal terjadi pada pukul 19.00-22.00 WIB.
Suhu udara akan mencapai 25-33 derajat celsius dan arah kecepatan angin dari barat 30 derajat celsius. Kelembapan udara sekitar 60-95 persen. Hingga Jumat siang, sejumlah wilayah di Surabaya alami hujan lokal dengan suhu udara 33 derajat celsius. Kelembapan udara 60 persen dan kecepatan angin 30 KM per jam.
Advertisement
Baca Juga
BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian. Pada Jumat, 28 Februari, BMKG Juanda mengimbau untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
Pada Jumat siang antara lain di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Kabupaten Madiun,Ngawi, Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Malang Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Jember, Situbondo, Banyuwangi dan Sumenep. Sedangkan di malam hari waspadai di Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Situbondo dan Bangkalan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Â
Advertisement