Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur mengimbau masyarakat tidak menonton proses perobohan rumah toko (ruko) dan sekitar jalan yang ambles di Jalan Sultan Agung yang dapat menyebabkan kemacetan di jalan alternatif.
Pihak pengamanan akan mensterilkan lokasi perobohan ruko dari aktivitas masyarakat yang berlalu lalang karena dapat membahayakan keselamatan yang bersangkutan.
"Kami imbau masyarakat menghindari area pertokoan Jompo kalau tidak terlalu penting harus melintas di sana, kemudian diimbau tidak menonton proses evakuasi dan perobohan ruko karena area tersebut berbahaya dan dapat memenimbulkan kemacetan," tutur Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember, Gatot Triyono, seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Ia pun meminta warga tidak mendekat ke lokasi robohan sejumlah rumah toko (ruko) dan sekitar jalan yang ambles di Jalan Sultan Agung.
"Saat ini kondisinya masih belum bisa diprediksi apakah bangunan ruko yang tersisa masih kuat dan terlebih sejumlah pekerja merasakan adanya bangunan bergerak,” ujar dia.
Ia menuturkan, bergeraknya bangunan ruko yang tersisa dirasakan sejumlah pekerja konstruksi yang sedang membongkar sarana yang ada di dalam salah satu ruko pada Selasa siang 2 Maret di Jember. Hal ini membuat sejumlah pekerja berhamburan keluar ruko dan meninggalkan pekerjaannya.
"Kalau masyarakat mendekat tentu bisa membahaykan diri sendiri dan banyaknya warga yang mendekat bisa menganggu kerja tim melakukan perobohan ruko yang dilaksanakan mulai Rabu ini," kata dia.
Akses orang keluar masuk juga harus dibatasi karena harus diberikan pengamanan, sehingga petugas bisa konsentrasi untuk melakukan perobohan ruko tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Debit Air Sungai Jompo Sempat Naik
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Danang Andriasmara menuturkan, tim tanggap bencana sempat menghentikan upaya pengangkatan material runtuhan ruko dari Sungai Jompo pada Selasa siang, 3 Maret 2020.
"Penghentian itu dilakukan setelah mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember tentang debit air naik di bagian hulu Sungai Jompo karena saat ini kami berhadapan dengan alam, sehingga harus hati-hati," kata dia.
Berdasarkan hasil rapat lanjutan yang dilakukan Bupati Jember Faida dan Dandim 0824 Letkol Inf La Ode M Nurdin bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) memutuskan saat proses perobohan ruko tidak boleh lagi ada orang keluar masuk untuk evakuasi barang.
Akses orang keluar masuk juga harus dibatasi karena harus diberikan pengamanan, sehingga petugas bisa konsentrasi untuk melakukan perobohan ruko tersebut.
Advertisement