Sukses

BMKG Juanda: Hujan Intensitas Lebat Bakal Guyur Surabaya hingga Sore Hari

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna menuturkan, hujan intensitas sedang hingga lebat tersebut akan terjadi pada siang hingga sore hari.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan hujan intensitas sedang hingga lebat pada Sabtu (7/3/2020) di Surabaya, Jawa Timur.

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna menuturkan, hujan intensitas sedang hingga lebat tersebut akan terjadi pada siang hingga sore hari. Sedangkan malam hari terjadi hujan lokal di Surabaya. Suhu diperkirakan 25-35 derajat celsius dengan kelembapan 65-95 persen dan kecepatan angin dari arah barat sekitar 30 KM per jam.

Selain itu, BMKG Juanda merilis peringatan dini tiga harian di Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayah antara lain pada siang hingga sore hari di Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Lamongan.

Kemudian di Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Trenggalek, Kota Kediri, Kabupaten Malang Batu, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi dan Sumenep.

"Sedangkan malam hari waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir, dan angin kencang di Bondowo, Situbondo, dan Banyuwangi,” ujar Arif saat dihubungi Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.