Sukses

Antisipasi Covid-19, Sekolah di Surabaya Ganti Jabat Tangan dengan Sungkem Jawa

Kepala SMPN 13 Surabaya, Juwari menuturkan, perubahan jabat tangan yang jadi budaya di sekolahnya terpaksa diubah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) melalui sentuhan antara satu sama lain.

Liputan6.com, Jakarta - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Surabaya mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia. Salah satunya dengan mengubah cara jabat tangan dengan “sungkem jawa” tanpa bersentuhan.

Kepala SMPN 13 Surabaya, Juwari menuturkan, perubahan jabat tangan yang jadi budaya di sekolahnya terpaksa diubah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona  (Covid-19) melalui benda dan sentuhan antara satu sama lain.

"Untuk itu kami antisipasi dengan cara mengubah salaman atau jabat tangan menjadi sungkem adat Jawa tanpa bersentuhan,” ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/3/2020).

Ia menambahkan, penerapan perubahan sungkem Jawa sudah dilakukan sejak dua pekan lalu. Baik siswa dengan guru ataupun dengan guru yang lain dilarang bersentuhan.

Juwari mengatakan, pihak sekolah juga telah menyosialisasikan pada semua murid agar selalu hidup bersih. Setiap siswa disarankan membawa tisu dan hand sanitizer sendiri dari rumah.

"Kami juga sarankan setiap siswa selalu menjaga pola hidup bersih. Karena keterbatasan hand sanitizer di sekolah, kita juga sarankan siswa membawa tisu maupun hand sanitizer sendiri dari rumah untuk menjaga kebersihan saat kegiatan belajar mengajar,” kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Minim Ketersediaan Hand Sanitizer

Hingga kini, SMP 13 masih minim ketersediaan hand sanitizer. Di sekolah, menurut Juwari masih tersedia empat hand sanitizer saja yang ditempatkan di beberapa titik di sekolah.

“Untuk saat ini (hand sanitizer) masih ada empat yang kita tempatkan di beberapa titik di sekolah. Harapan kita, nantinya kita bisa menambah di tempat-tempat strategis seperti pintu masuk maupun setiap ruang kelas,” ujar dia.