Sukses

Makam Fatimah binti Maimun, Bukti Arkeologi Islam Tertua di Nusantara

Secara arkeologis makam Fatimah binti Maimun erat kaitannya dengan masa awal migrasi Suku Lor dari Persia yang datang ke Pulau Jawa pada abad ke-10 M.

Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada berita yang pasti kapan Islam masuk ke bumi Nusantara. Meski demikian, ada prasasti peninggalan Islam di Gresik, Jawa Timur yang usianya hampir 1.000 tahun.

Tepatnya berada di di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Jawa Timur. Di sana terdapat bukti arkeologi Islam yang menunjukkan inskripsi kronogram 475 Hijriah atau sama dengan tahun 1082 Masehi.

Arkeologi tersebut merupakan makam Fatimah binti Maimun bin Hibatallah. Makam ini disinyalir sebagai arkeologi Islam tertua di bumi Nusantara.

Dikutip dari Atlas Walisongo karya Agus Sunyoto, secara arkeologis makam Fatimah binti Maimun erat kaitannya dengan masa awal migrasi Suku Lor dari Persia yang datang ke Pulau Jawa pada abad ke-10 M.

Jika ditinjau dari aspek toponim, nama-nama dusun sekitar makam Fatimah binti Maimun di Kabupaten Gresik itu menunjuk pada kekhususan wilayah pada masa silam.

Yaitu, toponim Wangen (tapal batas), Pasucian (tempat suci), Penganden (Tempat kaum ningrat), Kuti (Vihara Buddha), dan Daha (kemerahan) menunjuk kawasan sekitar kompleks makam adalah wilayah khusus berstatus sima yang bebas pajak dan dikeramatkan oleh masyarakat sekitar makam di Gresik.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Menuju Makam

Lokasi makam Fatimah binti Maimun tergolong strategis karena mudah dijangkau setikdanya dari tiga arah sekaligus. Bisa ditempuh dari arah Surabaya, arah Gresik dan arah Lamongan.

Bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum maupun pribadi. Jika menggunakan kendaan pribadi dari Surabaya, dapat mencapai Leran melalui jalan tol jalur Demak-Tandes-Manyar.

Dari pintu keluar tol Manyar, kendaraan meluncur ke barat sekitar 4-5 km belok ke kiri sudah masuk Leran dengan tanda papan petunjuk ke makam Fatimah binti Maimun terpasang di pinggir jalan raya.

Jika menggunakan kendaraan umum, peziarah harus berangkat dari Gresik dengan menggunakan bus atau angkutan umum jurusan Gresik-Sedayu-Paciran-Tuban.