Sukses

Ada 2.016 Kasus DBD di Jawa Timur hingga Maret 2020

Kasus Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur terbanyak ada di Kabupaten Trenggalek, disusul Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) mencatat ada 2.016 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi sejak Januari-Maret 2020. Dari kasus DBD tersebut, sebanyak 20 orang meninggal dunia di Jawa Timur.

“Per hari ini tercatat ada 2.016 kasus DBD dengan 20 pasien meninggal dunia. Naik dari sebelumnya yang sebanyak 1.766 kasus dengan 15 berujung kematian pada 10 Maret lalu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana, seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/3/2020).

Ia menuturkan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur terbanyak ada di Kabupaten Trenggalek, disusul Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.

"Kasus demam berdarah paling banyak ada di daerah Trenggalek, kemudian Jember dan Banyuwangi. Daerah lain juga karena merata,” ujar dia.

Mengenai kemungkinan diberlakukannya status kejadian luar biasa (KLB) karena banyaknya orang yang meninggal akibat DBD, Herlin menyatakan belum berencana memberlakukan karena angka Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun ini masih di bawah tahun lalu.

"Jadi definisi KLB apabila kasus meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sebelumnya ada 10 ribu kasus. Saat ini sudah dua ribu, belum bisa dikatakan KLB," ujar dia.

Dia menuturkan, pada 2019 ada total 18.393 kasus dengan 185 berujung kematian. Sementara pada tahun ini hingga Maret, meski tergolong tinggi dengan 2.016 kasus dan berujung 20 kematian, tapi masih di bawah tahun lalu.

"KLB bisa dilihat dari kasus kematian. Kalau tahun lalu pada bulan ini sudah seratusan. Jadi tahun ini meski tinggi belum bisa dikatakan KLB," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Upaya Dinas Kesehatan Jawa Timur

Dinkes Jatim terus melakukan berbagai upaya antisipasi menekan kasus DBD tahun ini. Salah satunya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan satu rumah satu jumantik.

Selain itu, Dinkes Jatim sudah menyiapkan petugas, sarana dan prasarana, serta adekuat fasilitas pelayanan kesehatan di semua wilayah di Jatim. Herlin pun meminta peran aktif masyarakat.

Langkah dilakukan dengan memakai obat pembasmi nyamuk, mengusap lotion antinyamuk, membakar obat nyamuk, atau menabur bubuk abate di wadah yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

"Kami imbau masyarakat lebih peduli pada lingkungan, dengan membersihkan tempat-tempat kotor dan kumuh, menggalakkan program menguras, mengubur, dan menutup (3M) wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk," tutur dia.