Sukses

Gubernur Khofifah Belum Liburkan SMU/SMK, Ini Alasannya

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pihaknya juga berupaya untuk melakukan pencegahan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa belum menginstruksikan untuk meliburkan siswa SMA dan SMK di wilayah setempat. Meski demikian, pihaknya melalui Dinas Pendidikan mengimbau untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Kalau untuk SMA dan SMK yang dalam kewenangan Pemprov, kami belum melihat urgensinya untuk meliburkan,” ujar Khofifah kepada wartawan usai memimpin Rapat Koordinasi Teknis Rakornis Kesiapsiagaan dan Antisipasi Penyebaran Virus Corona di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (15/3/2020), seperti dikutip dari Antara.

Keputusan tersebut berbeda dengan kebijakan Pemkot Surabaya yang meliburkan seluruh aktivitas di sekolah mulai tingkat PAUD, TK, SD dan SMP mulai 16-21 Maret 2020.

Khofifah Indar Parawansa menuturkan, belum dikeluarkannya kebijakan tersebut karena sampai saat ini belum melihat terjadinya suatu kondisi yang begitu parah.

"Semisal yang akan melakukan ujian adalah SMK maka tetap berjalan besok,” ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Upaya Pencegahan

Kendati demikian, Pemprov Jatim melalui Dinas Pendidikan tak berhenti melakukan upaya pencegahan dengan menempatkan hand sanitizer dan air yang digunakan mencuci tangan sebelum masuk kelas.

Selain itu, kata dia, disiapkan masker bagi yang sedang batuk maupun pilek dan thermal gun untuk memeriksa suhu tubuh.

"Pastikan bahwa jarak antarbangku satu meter. Nanti juga akan dipastikan kembali bagaimana kesiapan-kesiapan SMK,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Ia juga berharap masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan dengan menggelorakan pola hidup bersih dan sehat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

3 dari 3 halaman

Kata Dinas Kesehatan Jawa Timur

Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana menyampaikan sampai saat ini Jatim belum ada yang berstatus suspect COVID-19, tapi terdapat 22 orang dalam pemantauan (ODP) dan 11 orang pasien dalam pengawasan (PDP).

“Jatim masih aman dan belum ada yang positif. Kalau ada isu dua orang meninggal dunia karena COVID-19 itu tidak betul, karena pasien meninggal karena penyakit lain. Semoga di Jatim tak ada yang positif," tuturnya.

Sementara itu, turut hadir pada rakornis tersebut antara lain Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono serta sejumlah pihak terkait.