Liputan6.com, Surabaya- Dampak dari virus corona baru COVID-19 sangat dirasakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya. PMI Surabaya kekurangan pasokan darah hingga 60 persen menyusul ada pembatasan kegiatan sosial untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
Wakil Ketua 1 PMI Kota Surabaya, Tri Siswanto mengatakan, kekurangan pasokan darah itu karena minimnya pendonor dan bahkan 40 rencana donor darah kolektif juga dibatalkan.Â
"Jika biasanya sehari kami bisa mendapat sekitar 450 pendonor, sekarang hanya 140-an pendonor," tutur dia di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (19/3/2020).Â
Advertisement
Baca Juga
Tri menuturkan, jika kondisi pasokan darah terus begini, maka akan berimbas pada pasokan darah ke daerah lain. Sebab sebagai lembaga sosial, PMI Surabaya harus membantu daerah lain yang kekurangan pasokan.
"Saat ini saja beberapa wilayah PMI sudah kekurangan darah. Kami sebagai pekerja sosial harus saling membantu, akibatnya kami juga sedang kekurangan darah," kata dia.
Terkait kekurangan pasokan darah tersebut, PMI Kota Surabaya telah meminta bantuan Polda Jawa Timur dan Kodam V/Brawijaya untuk membantu mendonorkan darah para anggotanya. PMI juga mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan donor darah tapi secara kelompok kecil dan menghindari kerumunan.
"Jadi kami meminta pendonor tetap melakukan donor darah, tetapi dilakukan secara kelompok kecil. Datang secara individual ke kantor atau menggelar donor darah dengan pembagian jadwal pendonor Yang bergantian," ujar dia.
Tri menegaskan, donor darah aman di tengah ancaman penyebaran COVID-19. Lantaran pendonor sebelumnya dipastikan sehat dan darahnya juga dilakukan skrining sehingga bisa tahu riwayat penyakit pendonor.Â
"Misalnya jika temperatur 37 tidak boleh masuk. Mereka akan diwawancara terlebih dahulu oleh tim dokter. Meskipun ada COVID-19, yang kami lakukan skrining pendonornya," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PMI Sterilisasi Ruangan dan Laboratorium
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kota Surabaya, dr Budi Arifah menambahkan merebaknya COVID-19, pihaknya telah sterilisasi ruangan hingga laboratorium.Â
Selain itu staf juga dioptimalkan memakai alat pelidung diri (APD), serta penyediaan tempat cuci tangan dan pembersih tangan atau hand sanitizer.
"Kami juga menyediakan bantuan untuk penyemprotan disinfektan di layanan umum. Meskipun bahan untuk disinfektan sudah mulai menipis juga," ujar dia.
Advertisement