Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan di Surabaya, Jawa Timur alami hujan intensitas sedang pada Jumat malam (20/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, Surabaya akan alami hujan lokal pada siang hari pukul 13.00 WIB, kecuali di Pakal akan alami hujan disertai petir. Sedangkan hujan intensitas sedang akan terjadi pada pukul 16.00 dan 19.00 WIB. Pada malam hari pukul 22.00 WIB akan cerah berawan.
Suhu di Surabaya akan berada di kisaran 23-33 derajat celsius dengan kecepatan angin 20 KM per jam. Kelembapan di kisaran 60-90 persen.
Advertisement
Baca Juga
Cuaca di Surabaya siang ini alami hujan lokal kecuali di wilayah Pakal dengan hujan disertai petir. Suhu di Surabaya di kisaran 33 derajat celsius dengan kecepatan angin 20 KM per jam dan kelembaban udara 60 persen.
BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian untuk wilayah Jawa Timur. Peringatan dini agar masyarakat mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat pada siang hingga sore hari di Gresik, Pulau Bawean, Lamongan, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso.
Kemudian di Situbondo, Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Sedangkan malam hari di Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Magetan, Ponorogo, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement