Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya membuat bilik sterilisasi untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Ide tersebut berawal dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).
Untuk pembuatan bilik sterilisasi ini, Pemkot Surabaya juga menggandeng Institut Teknologi (IT) Telkom Surabaya membuat bilik sterilisasi Virus Corona baru atau COVID-19.
"Jadi, ini lebih sempurna ketimbang cuci tangan. Kalau cuci tangan hanya membersihkan virus dan kuman yang ada di tangan, tapi kalau seperti ini bisa seluruh badan," kata Risma, seusai menerima bilik sterilisasi dari Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono di rumah dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu (21/3/2020), seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Ide awal pembuatan bilik sterilisasi itu dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kemudian diterjemahkan dan direalisasikan oleh IT Telkom Surabaya. Risma mengatakan, sebenarnya sudah banyak yang buat bilik sterilisasi ini. Bahkan, ada yang membuat seperti tenda dan ada yang seperti tempat cuci mobil.
Akhirnya, ia pun kepikiran untuk membuat semacam itu untuk sterilisasi COVID-19 ini. Menurut Risma, bilik sterilisasi ini masih terus disempurnakan, termasuk cairannya yang masih dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Bahkan, bagian bawahnya juga akan diganti dengan bahan khusus anti kuman seperti bahan yang dipakai setelah keluar dari kamar operasi. "Bilik-bilik semacam ini akan kita buat sebanyak-banyaknya. Dinas Cipta Karya juga baru bikin semacam ini," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Buat Dua Tipe Bilik Sterilisasi
Sementara itu, Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arif Sarjono menuturkan, ide pembuatan bilik sterilisasi COVID-19 ini dari Wali Kota Risma. Saat itu, ia menyampaikan, ingin membuat ruang sterilisasi untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Selasa lalu beliau menyampaikan keinginannya itu. Kemudian saya diskusi dengan stafnya Bu Risma dan jadilah model semacam ini," kata dia.
Ia mengaku sengaja membuat dua tipe bilik sterilisasi, yaitu tipe chamber (ruangan) dan tunnel (terowongan). Bedanya hanya pada sistemnya, kalau yang model ruangan cairan disinfektannya diputar jadi uap lalu diarahkan ke ruangannya itu, sedangkan yang terowongan cairannya disedot lalu disemprotkan dari berbagai sisi.
"Kita belum tahu ini lebih efektif yang mana. Saya kira akan banyak muncul banyak tipe, karena ini masih sangat mendasar," kata dia.
Namun begitu, setelah berdiskusi dengan Rektor IT Telkom Surabaya, Wali Kota Risma nampaknya lebih suka yang tipe terowongan. Bahkan, ia meminta tipe tersebut diperbaiki beberapa desainnya dan diperbanyak lagi untuk diletakkan di berbagai tempat di Kota Surabaya.
Sementara ini, lanjut dia, bilik sterilisasi tipe terowongan ini akan diletakkan di sekitar Balai Kota Surabaya dan Rumah Dinas Wali Kota Surabaya. Sedangkan yang tipe ruangan akan langsung digunakan dan akan diletakkan di rumah dinas Wali Kota Surabaya.
Tri Arif Sarjono juga memastikan, yang paling penting dalam membuat bilik ini adalah disinfektannya yang akan membunuh kuman dan virus yang mungkin menempel di seluruh badan. Untuk itu, ia mengaku masih akan bekerja sama dengan beberapa kampus lain untuk meneliti penangkal virus COVID-19 ini.
"Jadi, nanti bergerak paralel. Untuk sementara, ini bisa digunakan dulu sembari saya dan teman-teman kampus lain akan melakukan pengujian, termasuk tentang virus COVID-19 ini matinya pada apa? Itu yang akan kami uji dan pengujian itu membuat waktu lama, sehingga ini bisa digunakan dulu untuk memutus mata rantai penyebarannya," kata Tri Arif Sarjono.
Advertisement