Sukses

Surabaya Buka Peta Persebaran Corona COVID-19

Hanya saja jumlah data pasien positif COVID-19 yang disampaikan Pemkot Surabaya itu berbeda dengan data Pemprov Jatim.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuka peta persebaran corona COVID-19 di Surabaya mulai 23 Maret 2020. Peta tersebut dapat dilihat dari laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id/ milik Pemkot Surabaya.

Dari peta itu terlihat secara keseluruhan terdapat 134 warga berstatus orang dalam pemantauan (ODP), tujuh orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) serta 23 orang terkonfirmasi positif COVID-19 yang tersebar di 28 kecamatan di Surabaya.

Hanya saja jumlah data pasien positif COVID-19 yang disampaikan Pemkot Surabaya itu berbeda dengan data Pemprov Jatim. Pemkot Surabaya menyebut ada sekitar 23 warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 per 23 Maret 2020 pukul 19.32 WIB. Sedangkan Pemprov Jatim menyampaikan ada 29 orang posotif COVID-19.

Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (DisKominfo) Surabaya, M.Fikser menuturkan, data yang diterimanya itu sudah diolah dari Dinas Kesehatan Surabaya. Hanya saja jika masih ada selisih enam warga yang positisf COVID-19 itu dikarenakan masih dalam pemutakhiran data.

"Mungkin saja enam orang itu bukan warga Surabaya, tapi dirawat di rumah sakit di Surabaya," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Rabu (24/3/2020).

Selain itu, jika ada perubahan data, Satgas Pencegahan COVID-19 Surabaya akan memberikan pembaharuan melalui laman milik Pemkot Surabaya itu. Fikser mengatakan jika ada perubahan data, pasti pihaknya akan memperbaharui datanya sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Alasan Peta Dibuka

Ia mengatakan data kasus COVID-19 baru bisa dibuka setelah pihaknya mendapatkan pembaharuan data dari pihak Dinas Kesehatan Kota Surabaya pada Senin malam, 23 Maret 2020. "Biar kita bisa sama-sama waspada atas COVID-19," kata Fikser.

Adapun 19 kelurahan itu antara lain Kelurahan Sidotopo (Kecamatan Semampir), Kelurahan Kenjeran (Kecamatan Bulak), Kelurahan Kedung Cowek (Kecamatan Bulak), Kelurahan Tambak Dukuh (Kecamatan Bubutan), Kelurahan Panjaringan Sari (Kecamatan Rungkut), Kelurahan Manyar Sabrangan (Kecamatan Mulyorejo), Kelurahan Menur (Kecamatan Sukolilo).

Selanjutnya , Kelurahan Gunung Anyar (Kecamatan Gunung Anyar). Selain itu, Kelurahan Babatan (Kecamatan Wiyung), Kelurahan Wiyung (Kecamatan Wiyung), Kelurahan Ngagel Rejo (Kecamatan Wonokromo), Kelurahan Sawunggaling (Kecamatan Wonokromo), Kelurahan Darmo (Kecamatan Wonokromo).

Kemudian ada Kelurahan Prada Kali Kendal (Kecamatan Dukuh Pakis), Kelurahan Dukung Kupang (Kecamatan Dukuh Pakis), Kelurahan Lontar (Kecamatan Sambikerep), Kelurahan Bangkingan (Kecamatan Lakarsantri), Kelurahan Putat Gede (Kecamatan Sukamanunggal) dan Kelurahan Simomulyo (Kecamatan Sukamanunggal).

Dari data tersebut diketahui ada dua warga dalam satu kelurahan yang dikonfirmasi positif COVID-19 yakni Kelurahaan Gunung Anyar (Kecamatan Gunung Anyar), Kelurahan Ngagel Rejo (Kecamatan Wonokromo), Kelurahan Prada Kali Kendal (Kecamatan Dukuh Pakis) dan kelurahan Simomulyo (Kecamatan Sukamanunggal) dua orang.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti menyarankan agar peta sebaran COVID-19 di Surabaya bisa faktual, maka data pasien harus per domisili bukan per KTP kartu tanda penduduk (KTP). "Biasanya masih ada beda alamat KTP dan domisili," ujar dia.