Liputan6.com, Jakarta - Upaya pemerintah saja tidak cukup untuk menghentikan laju penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 yang makin meluas. Untuk itu, diperlukan kerja sama dan gotong royong antarmasyarakat.
Lantaran dampak yang dibawa oleh pandemi virus corona COVID-19 ini tidak hanya membahayakan nyawa seseorang karena belum ditemukan obatnya, melainkan juga akan berdampak pada sektor ekonomi, sosial dan lainnya.
Segudang persoalan lain pun mengikuti seiring meluasnya pandemi ini. Mulai dari sulitnya mencari pekerjaan, kurangnya tenaga medis, hingga kelangkaan kebutuhan medis seperti alat pelindung diri (APD) yang belakangan menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi yang menyedihkan itu tak menyurutkan masyarakat Jawa Timur untuk saling menolong. Berikut sejumlah langkah yang dilakukan dikutip dari berbagai sumber, seperti ditulis Senin (6/4/2020).
Di Lumajang misalnya, Pemkab setempat memotong gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp1,3 miliar. Demikian seperti dikutip dari tayangan Fokus.
Selain dari gaji, pemerintah juga menggalang dana dari luar untuk selanjutnya akan digunakan untuk membantu warga terdampak virus corona.
Pemotongan gaji PNS di jajaran Pemerintah Kabupaten Lumajang, diungkapkan Bupati Lumajang Thoriqul Haq, saat memberikan pernyataan terkait penanggulangan dampak ekonomi akibat virus corona baru.
Hadir dalam acara itu, para pengusaha beras di Lumajang, lembaga amil zakat Lumajang, baik dari Baznas, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Pemerintah Lumajang telah berkeputusan akan memotong seluruh gaji aparaturnya, mulai dari eselon paling rendah hingga paling atas.
Tak terkecuali Bupati dan Wakil Bupati Lumajang. Jawa Timur, jumlah potongannya bervariatif, tergantung tinggi rendah jabatan. Jika diakumulasi, hasil potongan dari gaji PNS ini berjumlah Rp 1,3 miliar dalam satu bulan.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bantuan Berdatangan di Surabaya
Pemkot Surabaya membuka Posko Penangan Corona COVID-19 di Balai Kota Surabaya. Tempat itu menjadi sasaran warga untuk menyalurkan bantuannya dalam bentuk yang beragam.
Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Masyarakat Pemkot Surabaya, Imam Siswandi menuturkan, hingga saat ini banyak bantuan di Posko Penanganan Corona COVID-19 di Balai Kota Surabaya berdatangan silih berganti, mulai dari perusahaan daerah, swasta, komunitas, universitas maupun personal atau perseorangan.
Bantuan itu berupa bahan pembuatan minuman tradisional (pokak) yaitu jahe, kayu manis, sereh, gula merah, kapulaga dan juga telur rebus. Bahkan sampai dengan kebutuhan sembako pun mendapat bantuan dari salah satu mal di Surabaya sebanyak 1.000 paket.
Selain itu, bantuan berupa tandon, wastafel, tangki spayer botol hand sanitizer, alkohol, bilik sterilisasi tipe chamber, tempat sabun cair, kipas angin, serta tisu.
Bahkan ada pula sebagian orang yang secara pribadi memberikan donasinya tanpa menuliskan pengirimnya alias tanpa nama. Jumlahnya cukup beraneka ragam. "Bantuan itu mulai mengalir sejak tanggal 19 Maret. Setelah saya bersurat kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya," kata dia.
Advertisement
Makan Gratis di Banyuwangi
Pemkab Banyuwangi membagikan kupon makan gratis kepada para pekerja informal terdampak wabah COVID-19. Hal itu dinilai dapat membantu menggerakkan roda ekonomi warga setempat seiring menurunkan pendapatkan warga yang mengandalkan pendapatan harian.
Wajiono, salah seorang pemilik Warung Wajiek Banyuwangi, Jawa Timur mengatakan sejak berlakunya anjuran physical distancing, omzet warungnya merosot tajam, dan bahkan saat COVID-19 mewabah, ia kerap menutup usahanya.
"Biasanya bisa jual 350 bungkus sehari, sekarang sehari tidak sampai 100 bungkus, bahkan saya sempat tutup daripada merugi. Alhamdulillah, dengan pesanan program kupon makan ini bisa membantu warung saya," katanya di Banyuwangi, Sabtu, 4 April 2020, dilansir dari Antara.
Senada juga disampaikan oleh Bambang Hermawan, pemilik Warung Ijo, yang juga dilibatkan oleh Pemkab Banyuwangi dalam program kupon makan gratis.
"Omzet memang turun hingga 60 persen, tapi kami tetap harus bersyukur. Alhamdulillah, sekarang kami dapat pesanan program kupon makan ini," ujarnya di Banyuwangi.
Robot Pelayanan ITS
Sementara dari kalangan akademisi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya punya ceritanya sendiri. Kampus yang sohor akan kemahirannya dalam bidang teknologi ini mencoba membuat solusi di tengah pandemi COVID-19.
Idenya adalah isolasi pasien yang terjangkit virus corona COVID-19 menimbulkan masalah baru yang perlu diatasi, yaitu risiko tertularnya para tenaga medis yang merawat para pasien tersebut.
Mengatasi hal ini, tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba mengembangkan teknologi robot pelayan untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien selama perawatan.
Muhtadin MT, salah satu tim dosen menuturkan, hingga saat ini sudah ada puluhan tenaga medis di Indonesia yang tertular penyakit Covid-19 dari pasien dan beberapa di antaranya sampai meninggal dunia.
Melihat fakta tersebut, ITS bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk mengembangkan robot pelayan pasien Covid-19.
"ITS sendiri sudah dikenal dengan kemampuannya untuk mengembangkan teknologi robot, jadi kita bekerja sama dengan Unair untuk mengembangkan teknologi ini,” tutur dosen Teknik Komputer ini, Rabu (1/4/2020).
Pengembangan robot pelayan pasien Covid-19 ini merupakan sebuah kerja sama antara ITS melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) dengan Universitas Airlangga (Unair).
Advertisement
Wabup Situbondo Bakal Donasikan Gajinya Selama 4 Bulan
Selain itu, Wakil Bupati Situbondo, Jawa Timur Yoyok Mulyadi menuturkan, akan menyumbangkan gajinya selama empat bulan dari Januari hingga April 2020, untuk kepentingan percepatan penanganan pandemi Corona Virus Disease 19 (COVID-19).
"Saya pribadi prihatin kondisi saat sekarang. Melihat dampak penyebaran virus corona di Situbondo, baik secara medis maupun secara sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu saya memutuskan mendonasikan gaji saya selama empat bulan," katanya kepada wartawan di Situbondo, Jawa Timur, Kamis, 2 April 2020.
Menurut dia, mendonasikan gajinya selama empat bulan itu, sebagai upaya percepatan penanggulangan penyebaran COVID-19, serta juga untuk membantu warga yang membutuhkan.
"Akibat COVID-19 tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan saja, akan tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian dari semua pihak," ujar Ketua Tim Koordinasi Satgas Penanggulangan COVID-19 Situbondo itu, dilansir dari Antara.