Liputan6.com, Jakarta - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berinovasi untuk menghalau penyebaran pandemi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.
Sebagai lembaga pendidikan yang erat dengan teknologi, kampus mentereng di Surabaya ini bahu-membahu membuat alat untuk membantu tenaga medis dalam menjalani tugasnya.
Dkutip dari situs resmi its.ac.id, pada 2019, ITS menduduki peringkat 4 Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia dan dinyatakan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) terbaik (peringkat 1) dalam Pelaksanaan Program, Kegiatan, dan Anggaran.
Advertisement
ITS telah menunjukkan peran akademisnya, setidaknya kampus ini berhasil mengeluarkan tiga inovasi dalam penanganan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19, yaitu bilik sterilisasi, robot pelayanan pasien dan robot ventilator.
Baca Juga
Bekerjasama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), ITS membuat disinfection chamber atau bilik sterilisasi. Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITS, Agus Muhamad Hatta mengharapkan, jika hasil dari kerja sama ini dapat membantu pencegahan penyebaran virus corona.
Berbeda dari yang lainnya, disinfection chamber ini bekerja dengan menggunakan ozon (O3). Metode ini dinilai lebih aman jika dibandingkan dengan metode semprot yang menggunakan cairan kimia disinfektan.
"Prinsipnya, metode ozon hanya mengubah oksigen yang ada di udara menjadi ozon,” ujar dosen Departemen Teknik Fisika ITS ini, Selasa, 31 Maret 2020.
Ozon merupakan salah satu gas yang tidak stabil dan telah terbukti dapat membunuh bakteri atau virus pada konsentrasi tertentu. Setelah digunakan, ozon akan berubah lagi menjadi oksigen di udara bebas sehingga disinfection chamber jenis ini hanya memerlukan bahan baku dari oksigen yang ada di sekitar.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Robot Pelayan Pasien Corona COVID-19
Untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien terjangkit COVID-19, tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba mengembangkan teknologi robot pelayan untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien selama perawatan.
Muhtadin MT, salah satu tim dosen menuturkan, hingga saat ini sudah ada puluhan tenaga medis di Indonesia yang tertular penyakit Covid-19 dari pasien dan beberapa di antaranya sampai meninggal dunia.
Melihat fakta tersebut, ITS bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) untuk mengembangkan robot pelayan pasien Covid-19.
"ITS sendiri sudah dikenal dengan kemampuannya untuk mengembangkan teknologi robot, jadi kita bekerja sama dengan Unair untuk mengembangkan teknologi ini,” tutur dosen Teknik Komputer ini, Rabu, 1 April 2020.
Pengembangan robot pelayan pasien Covid-19 ini merupakan sebuah kerja sama antara ITS melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) dengan Universitas Airlangga (Unair).
Dari ITS, dosen dari berbagai departemen bekerja sama untuk mengembangkan robot ini. Beberapa di antaranya dari Departemen Teknik Elektro, Departemen Teknik Komputer, dan Departemen Desain Komunikasi Visual.
Robot yang sedang dikembangkan ini, menurut dia, akan dioperasikan oleh tenaga medis dari jarak jauh untuk melakukan berbagai tugas seperti mengantarkan makanan, pakaian, serta peralatan lain yang dibutuhkan pasien.
"Selain itu, bisa juga digunakan untuk mengecek kondisi visual menggunakan kamera yang dipasang di robot, dan juga untuk berkomunikasi dengan pasien menggunakan fitur audio yang ada,” ujar dosen Bidang Studi Teknik Sistem Komputer ini.
Advertisement
Robot Ventilator Murah
Selain itu, ITS kembali berinovasi, Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS menciptakan Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator atau Robot Ventilator.
Alat ini ditargetkan segera diproduksi secara massal dan resmi diperkenalkan bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Sedunia di Gedung Pusat Robotika ITS.
Rektor ITS, Mochamad Ashari mengungkapkan, robot ventilator ini juga merupakan kerja sama antara ITS dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan RSUD dr Soetomo selaku mitra peneliti dan calon pengguna inovasi ini. Robot ini pun diharapkan dapat mengatasi masalah terbatasnya alat ventilator yang ada di Indonesia.
"Padahal angka pasien positif Covid-19 terus naik setiap harinya, alat ini sangat dibutuhkan saat ini,” ujar rektor yang kerap disapa Ashari ini, Selasa, 7 April 2020.
Ia pun menerangkan, dalam pengembangan robot ventilator ini, ITS selalu didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya. Hal ini dilakukan agar dalam pengembangannya dapat sesuai standar yang dibutuhkan, sehingga dapat segera diproduksi secara massal.
"Alat ini pun saat ini tinggal melalui uji kelayakan dengan dioperasikan selama 2x24 jam nonstop,” tambahnya.
Ventilator ini menggunakan basis desain open source dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat. Sistem mekanik dan beberapa spesifikasi diadopsi dari MIT. Sistem elektronik dan sistem monitoring dikembangkan sepenuhnya oleh Tim ITS.
Ventilator ini dikembangkan bersandar pada ketersediaan komponen yang ada di pasaran, dengan pertimbangan kemudahan dalam proses fabrikasi nantinya untuk memenuhi jumlah kebutuhan ventilator yang besar.
Ventilator ini memiliki fitur pengaturan Respiration Rate, Inspiration/Expiration Ratio, Tidal Volume, PEEP (Positive End-Expiratory Pressure), dan PIP (Peak Inspiration Pressure).