Liputan6.com, Surabaya - Ketua Tim Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan, hingga saat ini dari 305 rapid test yang di lakukan di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro, sebanyak 31 dinyatakan reaktif atau positif hasil dari rapid test. Sesuai standar prosedur para santri ini akan dilakukan dengan swab dan diisolasi.Â
"Tes swab dilakukan di sana (Temboro), kemudian di bawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) kemenkes di Surabaya," terang Kohar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam, 22 April 2020.
Advertisement
Baca Juga
Rapid test ini, kata Kohar belum selesai. Tidak menutup kemungkinan bakal dilakukan lagi. "Nanti kita lihat lebih jauh lagi apakah masih ada lingkaran berikutnya yang perlu kita evaluasi," ungkapnya.Â
Dikonfirmasi mengenai tambahan empat kasus positif dari Magetan, yang baru dirilis, Kohar mengaku belum mendapat informasi detail laporan empat pasien tambahan baru asal Magetan tersebut. Akan tetapi, ia memastikan, keempatnya bukan klaster Temboro.Â
"Bukan. Itu pasien (yang sudah dites sebelumnya) baru diumumkan kementerian kesehatan hari ini. Jadi yang di tes-tes sebelumnya," ujar Kohar.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gelar Rapid Test Kepada 305 Santri
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Kesehatan Magetan menggelar rapid test kepada 305 santri di pondok pesantren (ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Magetan, Saif Muchlissun menuturkan, rapid test telah dilakukan selama dua hari kepada 305 santri Ponpes Al-Fatah di Desa Temboro, Magetan.
Dari jumlah tersebut, ada 31 hasil tes reaktif sehingga dilanjutkan ke tes swab. Rapid test itu dilakukan terutama bagi pihak yang melakukan kontak dengan 43 santri atau pelajar Malaysia yang baru pulang dari pesantren di Temboro, Magetan. 31 santri tersebut pun jalani isolasi di Gedung Saridin di area pondok.
“Hasil dari rapid test ini sampai sekarang sebanyak 31 reaktif. 31 orang ini juga telah diswab. Hasil swab dikirim ke Surabaya. Hasilnya nanti kita tunggu bersama-sama. Semoga ada kabar baik untuk itu," ujar dia, Rabu, 22 April 2020.
Adapun jumlah diambil rapid test antara lain dari santri asal Malaysia sebanyak 118 orang, Kamboja lima orang, Filipina sebanyak tujuh orang, Thailand 26 orang, Vietnam sebanyak lima orang, Singapura satu orang, dan dari Indonesia sebanyak 143 orang. Sedangkan 31 reaktif dari hasil rapid test antara lain Malaysia sebanyak 14, Thailand empat, Kamboja satu, Magetan dan Makassar masing-masing dua. Kemudian Jambi, Papua,Sumatera Barat, Lampung, Kendari, Lombok, Kalimantan Utara, Temanggung masing-masing satu orang.
Saif menuturkan, untuk konfirmasi keberadaan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang memicu COVID-19 secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR). Sedangkan hasil rapid test adalah reaktif ada reaksi terhadap keberadaan antibodi atau non reaktif yang artinya tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi.
"Jika sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab COVID-19," kata dia.
Sejumlah langkah dilakukan Pemkab Magetan untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19 tersebut. Pemkab Magetan melakukan pelacakan terhadap pihak-pihak yang pernah kontak dengan 43 santri asal Malaysia dan juga melakukan karantina lokal di Desa Temboro.
"Temboro kami nyatakan merah. Ada 120 kepala keluarga di sana. Jalan kita tutup untuk pemberlakuan physical distancing ketat. Tidak boleh orang keluar masuk. Semua kebutuhan kami cukupi," ujar Suprawot, Bupati Magetan pada Senin malam, 20 April 2020.
Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur telah mengirimkan 1.000 alat rapid test dan 2.000 paket masker bersama tim tracing gugus tugas Jawa Timur.
Advertisement