Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bakal mengaktifkan pengetatan sembilan titik akses masuk menuju Jatim, menyusul larangan mudik oleh Presiden Jokowi untuk menekan penyebaran COVID-19.
"InsyaAllah, mulai nanti jam 00.00 WIB (Jumat dini hari), pintu-pintu penyekat di sembilan titik di Jawa Timur akan makin disolidkan," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam, 23 April 2020.
Adapun sembilan titik tersebut ada di Ketapang Banyuwangi, Bojonegoro untuk yang dari Blora Jateng, Tuban, Ngawi ada dua titik, Magetan, Ponorogo dan Pacitan.
Advertisement
"Ada sembilan titik yang dalam koordinasi akan makin disolidkan bagaimana memberikan ruang bagi mereka yang sudah sampai di perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah, atau Jawa Timur-Bali," lanjut Khofifah.
"Penyolidan akses masuk Jawa Timur baik dari Jawa Tengah maupun Bali, berupa pemeriksaan berlapis yang makin diperketat," ujarnya.Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Antisipasi Pemudik, Dishub Jatim Lakukan Penyekatan
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim, Nyono mengatakan untuk mengantisipasi membeludaknya pemudik di tengah pandemi COVID-19, pihaknya menyiapkan langkah antisipasi dengan cara penyekatan di sembilan titik.Â
Sembilan titik yang dimaksud berada di jalur Rembang-Tuban, Cepu-Bojonegoro, Sragen-Ngawi, Magetan-Karangaanyar, Wonogiri-Ponorogo, Jogja-Pacitan-Solo, Banyuwangi, hingga di beberapa pintu tol.
"Ditlantas Polda (Jawa Timur) itu akan melakukan penyekatan di sembilan titik. Itu berlangsung mulai 24 April sampai 31 Mei 2020," ujar Nyono di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu malam, 22 April 2020.
Nyono juga mengatakan, berdasarkan perintah dari Kakorlantas Mabes Polri, penjagaan di sembilan titik yang dilakukan penyekatan tersebut akan dilakukan jajaran Ditlantas Polda Jatim dan melibatkan jajaran TNI serta 14 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jatim.
Sebelum 24 April, lanjut Nyono, pihaknya juga akan melajukan penyisiran di jalur-jalur alternatif menuju Jawa Timur. Nantinya, lanjut Nyono, di jalur alternatif juga akan dilakukan penyekatan. Dikhawatirkan, di jalur utama gelombang pemudik bisa dikendalikan, tetapi di jalur-jalur alternatif malah membludak.
"Itu jalur alternatif itu akan kita sisir, kita kerja sama dengan Polres setempat. Nanti penyekatan juga tidak hanya di jalur darat. Tapi juga penyekatan di moda-moda yang lain. Seperti kereta api, penyebrangan, angkutan udara, dan yang lainnya," ujar Nyono.
Nyono belum bisa memastikan berapa jumlah personel yang akan dikerahkan untuk mengantisipasi gelombang pemudik tersebut. Alasannya, karena pihaknya masih menginventarisir kekuatan yang ada. Dia hanya memastikan, di titik-titik pemeriksaan itu akan dijaga tim lengkap, mulai polisi, TNI, Dishub, Satpol PP, Dinkes, dan sebagainya.
"Nanti juga dilakukan pengecekan suhu tubuh, social distancing, dan sebagainya. Kalau enggak melakukan itu sanksinya dikembalikan atau disuruh mutar balik. Ini sudah tahap sosialisasi, penerapan mulai 24 April 2020," kata Nyono.
Â
Advertisement