Sukses

Pemprov Jatim Bakal Dirikan Dapur Umum Selama PSBB Surabaya Raya

Gugus Tugas Covid-19 masih berkoordinasi dengan Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya, untuk menentukan titik dapur umum dibangun saat PSBB.

Liputan6.com, Surabaya - Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Jatim Heru Tjahjono mengatakan, pihaknya bakal mendirikan dapur umum di sejumlah titik selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya pada 28 April-11 Mei 2020.

"Tentang adanya dapur-dapur umum yang nanti akan melakukan penterasi terhadap kebutuhan-kebutuhan makan dan sebagainya," kata Heru Tjahjono di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam, 24 April 2020.

Gugus Tugas Covid-19 masih berkoordinasi dengan Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya, untuk menentukan titik dapur umum dibangun."Titiknya masih kita cari," ujar Heru.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya (Surabaya, sebagian Sidoarjo, dan sebagaian Gresik) akan diterapkan selama 14 hari mulai pada Selasa 28 April 2020 sampai Senin 11 April 2020

"Akan ada evaluasi yang dilakukan secara reguler dan akan diambil skoring. Kalau skornya 5 atau 6 sudah tidak kualifikasi PSBB," ucap Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam, 23 April 2020.

Ia menambahkan, setelah 14 hari berlaku, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap hasil dari PSBB ini. Jika nantinya ternyata nilai atau angka yang sesuai dengan aturan Menkes ternyata masih harus diperpanjang, maka pihaknya akan memperpanjang masa PSBB.

Namun, apabila nilainya sudah di bawah standar aturan Menkes, PSBB dapat dihentikan. Ia pun memberi catatan, jika PSBB dihentikan maka pihaknya tetap akan menerapkan aturan physical distancing secara ketat

"Karena kita tidak tahu (wabah) ini berakhir kapan. Jadi andai kata PSBB berakhir, physical distancing tetap akan kita terapkan," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Sumenep Tereliminasi dari Zona Hijau Corona COVID-19

Sebelumnya, kabupaten Sumenep, Madura, akhirnya tereliminasi dari zona hijau menjadi zona merah Corona COVID-19. Ada penambahan empat pasien positif Corona COVID-19.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso menyebutkan empat kasus baru di Sumenep tersebut berasal dari klaster Pelatihan Haji Sukolilo Surabaya.

"Yang Sumenep ini memang masih diumumkan sekarang, tapi sebenarnya ini masih terkait Klaster Pelatihan Haji dan mereka adalah peserta pelatihan haji," ucap Kohar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam, 24 April 2020.

Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Heru Tjahjono menuturkan, jumlah kasus yang terkonfirmasi positif COVID- 19 bertambah 28 menjadi 690 orang di Jatim.

"Dari 28 tambahan itu, empat orang berasal dari Kabupaten Sumenep, tiga orang masing-masing di Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Blitar," kata Heru.

Kemudian dua orang tambahan masing-masing dari Kabupaten Lumajang, Bangkalan, Pamekasan, dan Sidoarjo. Serta satu orang masing-masing dari Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Jember, Situbondo, dan Bondowoso.

"Untuk malam ini ada tambahan dari Sumenep yang sebelumnya hijau, sekarang menjadi merah. Sehingga total ada 690 orang terkonfirmasi positif covid-19 di Jatim, dan yang masih dirawat 482 orang," ucap Heru.

Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim sebanyak 2.525 orang, dan yang masih diawasi sebanyak 1.314 orang. dan 17.912 orang dalam pemantauan (ODP), dan yang masih dipantau sebanyak 6.102 orang.

Pasien sembuh dari Corona COVID-19 terus bertambah di Jawa Timur (Jatim). Terbaru, ada penambahan enam orang yang terkonfirmasi negatif atau sembuh, sehingga totalnya menjadi 133 orang.

"Pasien sembuh ada enam tambahan, empat di Surabaya, satu di Sidoarjo dan satu di Jember. Sehingga total yang sembuh menjadi 133 orang setara 19,28 persen," kata Heru.

Selain itu, jumlah pasien COVID-19 meninggal di Jatim bertambah sembilan menjadi 75 orang setara 10,87 persen. "Rinciannya, enam dari Kota Surabaya, dan tiga dari Kabupaten Sidoarjo," ucap Heru. 

Â