Liputan6.com, Surabaya - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali menangkap terduga teroris di Jawa Timur (Jatim). Kali ini warga perumahan di Sidoarjo berinisial MH (54) yang dibekuk di rumahnya pukul 04.40 WIB, Minggu (26/4/2020).
Penangkapan terduga teroris di Sidoarjo ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko. Sayangnya dia tidak membeberkan secara rinci penangkapan itu. Sebab menjadi kewenangan mutlak Mabes Polri.
"Benar, tapi ini wilayahnya Densus 88 Mabes Polri," ujarnya, Minggu (26/4/2020).
Advertisement
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber dan telah dibenarkan Trunoyudo, terdua teroris MH ialah seorang karyawan swasta. Ia bertempat tinggal di perumahan tersebut. Akan tetapi, dia bukan asli orang Sidoarjo, melainkan kelahiran Bojonegoro.
Dari tangan terduga teroris, Densus 88 Antiteror menyita notebook satu unit, ponsel merk Iphones aatu unit, ponsel Android satu unit, SIM A dan C, kartu ATM, KTP, buku catatan dan tiga buah buku.
Masing-masing buku berjudul: Inilah Kesesatan Aqidah Syiah, Sayyid Qutub Kekuatan La Illaha Illallah dalam Jihad serta Kitab Tauhid. Selanjutnya Densus 88 Antiteror melakukan penyidikan terhadap terduga teroris ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pengakuan Ketua RT Terkait Penangkapan Terduga Teroris pada 11 April
Sebelumnya, Ketua RT 07/RW 02, Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo, Budi Firmansyah membenarkan ada Tim Densus 88 Anti Teror yang menggeledah rumah terduga teroris di kawasan Desa Kebonagung, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur
Dia menuturkan, tim densus 88 berhasil membawa ratusan butir peluru dan sejumlah senjata rakitan. "Kabarnya (warga inisial E dan Z-red) Â sudah ditangkap. Sore tadi penggeledahan rumahnya," ujarnya, Sabtu, 11 April 2020.Â
Dia menuturkan, E merupakan warga pendatang. Dia tinggal bersama ibunya Gemar Bayakub sejak 10 tahun yang lalu. Namun, akhir-akhir ini E memilih tinggal di kawasan Dusun Saimbang, Desa Kebonagung, Sukodono, Sidoarjo. "Di sini hanya dihuni oleh ibunya," ujar diaÂ
Keluarga E dikenal tertutup. Mereka jarang terlihat berinteraksi dengan warga sekitar. Dia baru mengetahui betul setelah adanya peristiwa pengggeledahan. "Orangnya itu tertutup. Jarang berkomunikasi dengan warga," ujar Budi.Â
Dia menceritakan, penggeledahan dilakukan sejak pukul 15.30 WIB. Dia baru mendengar setelah mendapat kabar ada penggeledahan oleh tim densus 88. "Tadi, banyak warga yang menyaksikan di sini. Cuma dari jarak yang cukup jauh. Tidak boleh mendekat," kata dia
Dari hasil pantauannya, petugas bersenjata lengkap membawa ratusan butir peluru dan senjata rakitan yang tersimpan didalam rumah tersebut. Sedangkan E dan Z yang lebih dulu ditangkap tim densus 88 merupakan kakak adik. "Ada 300-an butir peluru dan senjata rakitan yang belum di rakit," terangnya.Â
Update
Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menuturkan, pihaknya sudah melaporkan kepada Mabes Polri. "Sudah kami laporkan ke Mabes," ujar dia saat dikonfirmasi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Advertisement