Liputan6.com, Surabaya - Beragam kejadian mewarnai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya di hari pertama, Selasa (28/4/2020). Terpantau ada kemacetan, masyarakat belum paham PSBB hingga evaluasi.Â
Pada hari pertama pelaksanaan PSBB Surabaya terjadi kemacetan di check point atau titik pemeriksaan di Bundaran Waru atau depan mall City Of Tommorow (Cito) Surabaya.
Kemacetan luar biasa ini melibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat bertumpuk di depan CITO. Mereka satu per satu diperiksa oleh petugas baik dari kepolisian, dishub, TNI maupun BPBD. Setiap pengemudi ditanya keperluannya masuk ke Surabaya.
Advertisement
Baca Juga
Jika keperluan tidak jelas dan tidak dilengkapi dengan surat tugas, petugas meminta mereka untuk putar balik kembali ke Sidoarjo. Para pengendara juga diminta harus memakai masker.
Setelah lolos dari pemeriksaan, selanjutnya mereka disemprot dengan cairan disinfektan. Tak pelak antrean panjang terjadi di pintu masuk Surabaya. Dengan ada antrean panjang, pihak kepolisian mengevaluasi.
"Sudah dievaluasi langsung oleh Kapolda dan Kapolrestabes serta Dirlantas. Ya karena tahap imbauan akan diperbanyak public address. Di sinilah peran serta masyarakat juga, di masa PSBB harus patuhi," terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Masyarakat Belum Paham PSBB Surabaya Raya
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan menyampaikan, hari pertama Surabaya, Sidoarjo dan Gresik menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pihaknya sudah mengecek di beberapa titik yaitu Suramadu, zona merah di daerah TPI, dan Waru.Â
"Baru tiga titik yang kami lihat, memang masih banyak masyarakat yang belum paham," tutur Luki.Â
Hal ini terbukti, menurut Luki, masyarakat setelah ditanya masih banyak yang belum tahu. Sehingga tiga hari ke depan pihaknya akan insentif mengimbau dan beri teguran.Â
"Mudah-mudahan dengan PSBB ini ada tiga hari kita memberikan himbauan dan teguran, sehingga nanti di hari keempat kita sudah melakukan tahapan-tahapan yang lebih tegas lagi, karena kita ketahui bersama kalau seperti ini Surabaya akan meningkat terus untuk angka dpenyebaran corona," paparnya.
Menurut Luki, pihaknya sepakat dengan seluruh aparat yang terlibat di dalam PSBB ini akan terus diperkuat. Polisi berharap kerja sama masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya, Gresik dan Sidoarjo untuk ikut bersama-sama mentaati aturan dan menjalani PSBB.
"Supaya wilayah kita segera terbebas dari virus corona," papar Luki.
 Disinggung kenapa sampai terjadi kemacetan yang panjang di Bundaran Waru, Luki menyatakan sesuai hasil evaluasi masyarakat masih banyak yang belum tahu. Saat dirinya mengecek di pintu masuk Surabaya-Madura (Suramadu) ada mobil bawa keluarga beserta anak-anaknya menuju Surabaya.
"Tapi ada beberapa mobil di sana saya dikembalikan. Ini sebagai bukti banyak masyarakat yang belum paham. Ini tugas kami akan memberikan sosialisasi secara terus-menerus dan mengajak masyarakat untuk sama-sama peduli dan ikut memberantas pandemi corona," ujar Luki.
Advertisement
Titik Pemeriksaan Lakarsantri Surabaya Relatif Normal dan Longgar
Sementara itu, check poin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Lakarsantri, Surabaya, atau wilayah perbatasan Surabaya-Gresik, banyak warga masyarakat yang melintas bebas lalu lalang termasuk pengendara yang masih berboncengan dua orang.
Tidak ada penyekatan jalan maupun pemeriksaan suhu tubuh atau cek fisik lainnya, terlihat petugas gabungan baik Polisi, TNI, Dishub Kota Surabaya hingga Linmas berjaga, sesekali petugas juga menyemprotkan cairan disinfektan kepada warga yang melintas.
Salah satu petugas kepolisian yang enggan disebut namanya mengatakan tidak adanya pemeriksaan secara khusus karena banyak masyarakat yang bekerja dari Gresik menuju Surabaya dan sebaliknya.
"Mayoritas memang banyak bekerja di Surabaya, ya mungkin siang nanti akan lakukan pengecekan PSBB," kata dia.Â
Selanjutnya, petugas gabungan mulai melakukan pengecekan kendaraan. Hanya mobil yang diberhentikan sedangkan kendaraan roda dua bebas melintas.
Mobil yang melintas diminta berhenti dan pengemudi diminta turun untuk di cek suhu tubuh, tidak sampai disini mereka yang ada dimobil dipersilahkan menuju bilik disinfektan yang disiagakan setelah itu boleh melanjutkan perjalanan.
"Ya baik sekali kayak begini, ini bentuk kewaspadaan. Saya pagi ini kerja, kerja di daerah Wiyung Surabaya," kata Beni salah satu pengendara.
Sementara itu, disinggung tidak ada penyekatan jalan untuk mengendalikan pergerakan kendaraan, salah satu petugas menyebut semestinya memang ada penyekatan namun semua masih menunggu instruksi camat.
"Ya memang sebaiknya ada penutupan dan penyekatan tapi ini tidak, kata polisinya tadi menunggu perintah pak camat,"Â paparnya.
Â