Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur berharap PLN memberikan insentif kepada industri sehingga dapat meringankan biaya. Apalagi dengan ada pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya membuat pelaku industri menjalankan tiga shift.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Timur, Arief Harsono menuturkan, saat ini pelaku industri menjalankan tiga shift seiring pelaksanaan PSBB Surabaya Raya. Hal ini menurut Arief, meningkatkan biaya listrik terutama pada malam hari.
Oleh karena itu, ia mengharapkan ada insentif untuk pelaku industri sehingga meringankan biaya listrik. Apalagi juga harga komoditas seperti minyak dunia, batu bara dan gas alam juga sudah turun. Menurut Arief, hal itu dapat jadi pertimbangan untuk memberikan insentif.
Advertisement
Baca Juga
“Insentif PLN itu sangat membantu. Pengusaha kini jalankan tiga shift, biaya jadi naik. PLN beri insentif seperti harga dispesialkan saat malam hari,” ujar Arief saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu (2/5/2020).
Ia menambahkan, insentif listrik itu juga dibutuhkan seluruh sektor usaha termasuk sektor makanan, kesehatan, padat karya dan lainnya."PLN harus melakukan sesuatu untuk membantu, (komoditas-red) energi sudah turun," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Selain itu, menurut Arief, pelanggan PLN terutama menengah juga perlu insentif. Hal ini mengingat anjuran bekerja dari rumah juga membuat biaya listrik meningkat.
"Coba subsidi misalkan umpama penggguna habiskan biaya Rp 600 ribu untuk bayar listrik per bulan, dapat diskon 50 persen. Sisanya Rp 300 ribu bisa beli beras,” tutur dia.
Terkait penerapan PSBB Surabaya Raya, Arief menuturkan, pihaknya menjalankan imbauan agar menerapkan dua hingga shift sehingga dapat menerapkan jaga jarak fisik. Selain itu, pihaknya sudah mengimbau kalau karyawan punya penyakit darah tinggi, diabetes dan paru, serta ibu hamil bekerja dari rumah.
Advertisement