Liputan6.com, Surabaya Pedagang dan pembeli di sejumlah pasar tradisional di Surabaya kerap melanggar protokol kesehatan yang diterapkan utnuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19. Pemkot Surabaya mengaku kesulitan menertibkan dan mengajak pedagang maupun pembeli di pasar tradisional untuk menaati protokol kesehatan.
“Seperti di Pasar Keputran yang hampir setiap hari ditertibkan, bahkan mereka yang melanggar ditegur, tetapi setelah itu ada saja pedagang maupun pembeli yang kembali melanggar,” ujar Hebi Djuniantoro, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (6/5/2020).
Ia menuturkan setiap hari petugas turun ke lapangan untuk melakukan operasi dan sosialisasi masker. Kegiatan ini dilakukan terus menerus agar menjadi kebiasaan.
Advertisement
Baca Juga
Hebi tidak menampik banyak pedagang yang kesulitan berjualan saat menggunakan masker sebab suaranya tidak dapat didengar jelas oleh pembeli. Oleh karena itu, ia menyarankan setiap toko menyediakan kertas sehingga pembeli dapat menuliskan kebutuhannya tanpa membuka masker.
Selain memakai masker, pedagang dan pembeli juga diminta memakai sarung tangan saat beraktivitas di pasar.
Bersama dengan Dinas Kesehatan Surabaya juga sudah disosialisasikan perihal uang kertas dan koin yang bisa menjadi media penyebaran virus. Ia menyarankan sebelum menyimpan uang, maka disemprot lebih dulu menggunakan disinfektan.
“Jika sudah selesai beraktivitas di pasar Surabaya, saat tiba di rumah maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mandi,” ucapnya.