Sukses

Evaluasi PSBB Hari ke-10: Gresik dan Sidoarjo Turun, Surabaya?

Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19, Joni Wahyuhadi menuturkan, semua elemen harus bersama-sama menggerakkan rakyat patuhi aturan PSBB.

Liputan6.com, Surabaya - Hasil evaluasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya, yang sudah memasuki hari ke-10, Surabaya masih menunjukan angka penularan cukup tinggi. Hal tersebut berbeda dengan Sidoarjo dan Gresik.

"Melihat data-data ini, data pasien yang ada sekarang. Kita memang evaluasi seminggu sebelum PSBB dan kemudian minggu berikutnya. Sebetulnya kalau kita lihat data lebih detail, hasilnya tidak jelek-jelek amat karena ada dua daerah yang turun, yaitu Gresik dan Sidoarjo," ujar Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19, Joni Wahyuhadi saat konferensi pers melalui live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis malam, 7 Mei 2020.

Joni menuturkan, banyaknya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang ada sekarang, bisa juga infeksinya beberapa minggu lalu.

"Jadi kalau kita lihat masa inkubasinya antara tiga hari sampai 14 hari. Memang semua PDP yang muncul sekarang itu, masalah sekarang bisa dan bisa juga masalah seminggu atau dua minggu sebelum PSBB ditetapkan," ujar Joni.

Joni mengatakan, kalau melihat penambahan kasus positif COVID-19 per hari ini harus menjadi perhatian. Salah satu juga penambahan kematian, karena salah satu parameter PSBB juga angka kematiannya harus turun.

"Jadi sebetulnya PSBB tidak membawa hasil itu tidak benar karena dua daerah, Gresik dan Sidoarjo hasilnya turun. jadi itu artinya PSBB ada hasilnya," ucap Joni.

Joni mengungkapkan, dalam penanganan COVID-19, pemerintah tidak mungkin bisa berjalan sendiri, semua elemen harus bersama-sama menggerakkan rakyatnya. Melalui physical distancing atau jaga jarak, APD (Alat Proteksi Diri), memakai masker, cuci tangan.

"Njenengan bisa lihat sendiri bagaimana di Surabaya, ndak usah saya cerita. Monggo dilihat sendiri. Jadi kalau mengharapkan langsung begini ya rasanya dengan situasi yang kita lihat sehari-hari di sini ya ndak mungkin," ujar Joni.

Joni menegaskan, di Gresik dan Sidoarjo memang kasusnya lebih sedikit. Akan tetapi, dengan kasus sedikit itu, upaya yang dilakukan Gresik dan Sidoarjo mampu menurunkan angka kasus positif dan meninggal.

"Kalau Surabaya makin tinggi kasusnya maka upayanya harus jauh lebih tinggi. Jadi mohon maaf ini kajian dari sisi ilmiah, tidak ada kait kaitannya dengan sisi politis," ucap Joni.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Data Persebaran Corona COVID-19

Dari data persebaran COVID-19 di Surabaya ada 592 kasus positif, 1.461 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 2.881 orang dalam pemantauan (ODP). Sementara, di Sidoarjo saat ini ada 152 kasus positif, 214 PDP dan 832 ODP dan di Gresik ada 37 kasus positif, 158 PDP dan 1.135 ODP.

Sejak awal penerapan PSBB pada 28 April 2020 hingga 7 Mei 2020, kasus konfirmasi Surabaya ada sebanyak 218, di Sidoarjo ada 72 dan di Gresik ada 17.

Khusus untuk data PDP dan ODP, PDP di Surabaya masih naik. Per hari ini ada tambahan 107 kasus dari sebelumnya 32 kasus. Di Sidoarjo hari ini 6 kasus dari sebelumnya 3 kasus, sedangkan Gresik stabil tambah 2 kasus.

Sedangkan, angka ODP di seluruhnya turun, jika dilihat dari grafik yang ada. Surabaya kenaikan tertinggi pada 1 Mei dengan 102 kasus kini terjadi penambahan 55, di Sidoarjo ada penambahan 24 atau turun dibanding kemarin, sedangkan Gresik naik 3.

Hanya saja, berdasar aturan penilaian keberhasilan PSBB masih harus ditambah dengan angka kematian perharinya yang di bawah 5 persen. Saat ini angka kematian masih terus naik, di Surabaya naik menjadi 69 dari jumlah kemarin 64, Sidoarjo stabil 32 dan Gresik stabil 10 angka kematian dari hari kemarin.