Liputan6.com, Surabaya - Juru Bicara (Jubir) Tim Satgas Corona RS Unair, Alfian Nur Rasyid mengungkapkan kasus yang ditanggani di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) milik RS Universitas Airlangga (Unair) mayoritas penduduk Surabaya. Pihaknya menyatakan tidak benar RS Unair tidak memprioritaskan pasien dari Surabaya.
"Pasien darimanapun, selama membutuhkan perawatan, maka akan diterima selama masih tersedia tempat tidur. Tanpa memandang Ssuku, agama, jenis kelamin, asal daerah dan lainnya," tutur dia, Sabtu (16/5/2020).
Dia mengatakan, data yang dipublikasikan pihak rumah sakit terkait asal tempat tinggal pasien menunjukkan masih banyak kasus yang ada pada penduduk Surabaya.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa di antaranya masih di rumah dan mungkin tidak menyadari sakit atau mereka anggap ringan. "Mungkin suatu saat akan memberat dan perlu RS, sementara RS rujukan penuh semuanya," katanya.
Dengan jumlah pasien yang ada saat ini, dokter spesialis paru-paru ini mengungkapkan kamar perawatan terus penuh. Saat ini, RS Unair menerapkan pemisahaan perawatan COVID-19 khusus di RSKI. Sementara untuk rawat inap dan rawat jalan RS Unair Surabaya diperuntukkan pasien non covid seperti semula.
"Saat ini ditambah berapapun kamar, RS rujukan se-Surabaya mengeluhkan tidak mampu menerima pasien lagi terkait Covid-19 termasuk di RSKI," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jumlah Tenaga Kesehatan Terbatas
Selain ruangan, jumlah tenaga kesehatan (nakes) juga terbatas. Dengan jumlah pasien yang dilayani terus bertambah menyebabkan beban kerja nakes meningkat.
"Ini tidak baik untuk pelayanan dan keselamatan pasien serta keselamatan nakes. Jam kerja makin lama dan tugas pekerjaan makin padat,"Â ujar dia.
Berikut adalah data pasien RSKI berdasar KTP Maret-Mei 2020 :
1. Kota Surabaya, jumlah pasien 205 orang atau setara dengan 86,7 persen.
2. Sidoarjo, jumlah pasien delapan orang atau setara dengan tiga persen.
3. Malang, jumlah pasien tiga orang atau setara dengan 1,3 persen.
4. Jombang, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 1 persen.
5. Nganjuk, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 0,8 persen.
6. Kediri, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 0,8 persen.
7. Tuban, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 0,8 persen.
8. Pasuruan, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 0,8 persen.
9. Blitar, jumlah pasien dua orang atau setara dengan 0,8 persen.
10. Madiun, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
11. Magetan, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
13. Jember, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
14. Tulungagung, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
15. Lumajang, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
16. Mojokerto, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
17. Bojonegoro, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.
18. Cilegon, jumlah pasien satu orang atau setara dengan 0,4 persen.Â
Advertisement