Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada mempercepat perbaikan pipa utama yang jebol terkena tiang pancang pembangunan kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel di Tambak Sumur, Gunung Anyar.
"Pengerjaan untuk mengatasi jebolnya pipa ini harus lebih cepat karena posisi jebolnya pipa tidak separah yang di Purimas dulu," ujar Wakil Ketua Komisi C (Bidang Pembangunan) DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati saat inspeksi di lokasi jebolnya pipa PDAM di Surabaya, Minggu, 17 Mei 2020.
Saat itu, kata dia, pipa PDAM di Perumahan Purimas Gunung Anyar jebol karena terkena tiang pancang salah satu proyek sehingga aliran air sempat dimatikan sampai empat hari.
Advertisement
"Maka sekarang harusnya bisa sehari saja dimatikan untuk perbaikan pipa. Tidak sampai empat hari. Kasihan warga, apalagi saat ini di tengah pandemi COVID-19 dan masuk Bulan Ramadhan. Warga banyak di rumah dan tentunya air menjadi kebutuhan utama mereka," katanya, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Saat inspeksi, Aning juga menanyakan proses perizinan dan proses koordinasi antara pelaksana proyek dan PDAM Surabaya. Seharusnya, lanjut dia, kontraktor bekerja berdasarkan gambar yang diberikan pihak PDAM.
"Selain itu juga sudah dilakukan tes hole secara menyeluruh. Untuk menghindari kesalahan pengerjaan. Di samping itu juga perlu keberadaan markah sebagai petunjuk," kata perempuan lulusan Teknik Lingkungan ITS itu.
Terkait dengan perizinan, katanya, harus dievaluasi. Apalagi informasi yang diperolehnya menyebutkan bahwa tanah tersebut sudah dibeli pihak Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa).
"Ini yang harus diklarifikasi. Dulunya perizinannya untuk jalan, kok bisa jadi milik Uinsa. Ini harus segera diselesaikan agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari," ujarnya di Surabaya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Tandon Air untuk Warga
Selain itu, Aning meminta pihak kontraktor dan PDAM Surabaya menyediakan tandon air untuk warga.
"Berdasarkan pengalaman di salah satu kelurahan, butuh 60 tangki air per hari untuk delapan RW (Rukun Warga). Ini harus disiapkan sebelum mematikan aliran air," ujarnya.
Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Mujiaman mengatakan setelah pipa PDAM jebol di Purimas, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Uinsa dan Wali Kota Surabaya serta konsultasi dengan ITS agar tidak melakukan kegiatan di kawasan tersebut.
"Kami sudah melarang melakukan kegiatan di situ. Tapi tetap saja tidak diindahkan. Jadinya seperti ini. Kami di lapangan sedang menyelesaikan masalah tersebut," ujarnya.
Akibat kejadian itu, kata dia, pelanggan di tujuh kecamatan di Surabaya Timur dan Surabaya Utara dipastikan terkena dampak jebolnya pipa PDAM tersebut.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami berupaya segera memperbaikinya," kata dia.
Advertisement