Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya mengklaim penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 berhasil dihentikan di salah satu kawasan zona merah paling berisiko di Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.
"Saya terus lihat data, apakah perlu dilakukan tes cepat atau swab. Hasilnya beberapa kawasan mengalami penurunan, seperti halnya di Kedung Baruk itu," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Selasa, (26/5/2020), seperti dikutip dari Antara.
Risma menuturkan, ada ratusan warga di Kedung Baruk yang semula dinyatakan reaktif berdasarkan hasil tes cepat, tetapi setelah dilakukan tes swab hasilnya negatif.
Advertisement
Baca Juga
Diketahui ratusan warga Kedung Baruk Surabaya sempat menjalani tes cepat karena ada sejumlah warga setempat yang merupakan karyawan Pabrik Rokok Sampoerna dinyatakan positif COVID-19. "Mulai menurun, makanya mata rantai sudah diputus," ujar dia.
Risma mengatakan, warga di Kedung Baruk sekarang ini tinggal menjaga disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pemkot Surabaya Buat Peta Swab
Selain itu, lanjut dia, pihaknya sedang membuat data peta daerah mana yang perlu dilakukan tes swab secara massal sambil menunggu bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tengah meluncur ke Surabaya dua hari ke depan ini.
"Peta swab kita buka nanti setelah bantuan alat tes swab dari BNPB datang," ujar dia.
Diketahui berdasarkan laman lawancovid-19.surabaya.go.id menyebut tidak ada kasus baru COVID-19 di kawasan Kedung Baruk. Seperti halnya jumlah warga yang positif COVID-19 di Kedung Baruk pada 23 Mei sebanyak 71 orang, 24 Mei sebanyak 72 orang dan 25 Mei tetap di angka 72 orang.
Sedangkan secara keseluruhan warga yang positif COVID-19 di Surabaya pada Selasa ini mencapai 2.095 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 2.597 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 3.460 orang.
Advertisement