Sukses

Gubernur Khofifah: Lindungi Lansia dari Risiko Terpapar COVID-19

Perhatian khusus terhadap kesehatan fisik dan mental kelompok lansia diperlukan karena termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan COVID-19.

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat tidak melupakan warga lanjut usia (lansia).

Dia menuturkan, perhatian khusus terhadap  kesehatan fisik dan mental kelompok lansia diperlukan karena termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan COVID-19

"Di Hari Peringatan Lanjut Usia Nasional (HLUN) 29 Mei ini, saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut menjaga dan melindungi para lansia dari risiko terpapar virus. Yang muda harus turut membantu mengedukasi mereka bagaimana menghadapi Covid-19,”ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/5/2020). 

Khofifah mengatakan, warga lansia harus  lebih waspada, terlebih yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, dan jantung. Apabila tertular COVID-19, lansia akan mendapatkan komplikasi kesehatan yang cukup serius.

Selain asupan gizi yang sehat dan berimbang, lansia lanjut Khofifah juga perlu hindari stres karena dapat menurunkan imunitas tubuh, memacu adrenalin, meningkatkan tekanan darah dan gula darah. Serta melakukan istirahat atau tidur yang cukup setiap hari. 

"Nah yang muda, jangan sampai justru menjadi carier buat mereka para lansia. Poinnya adalah saling menjaga. Tidak lupa, beri mereka dukungan untuk melewati masa sulit pandemi ini. Temani dan ajak ngobrol mereka agar tidak merasa kesepian," imbuhnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga berpesan kepada generasi muda untuk menghormati orang tua. Pun dengan orangtua untuk menyayangi yang muda. Menurut Khofifah, jika hal ini terlaksana dengan baik maka kehidupan menjadi harmonis saling menghormati dan menghargai.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Update Corona COVID-19 di Jatim pada 28 Mei 2020

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur mencatat penambahan kasus baru pasien positif terinfeksi virus corona jenis baru penyebab COVID-19 pada Kamis pukul 17.00 WIB, sebanyak 159 orang.

"Secara global, total jumlah pasien terkonfirmasi positif di Jatim mencapai 4.271 orang," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis malam, 28 Mei 2020, seperti dikutip dari Antara.

Kota Surabaya tetap menjadi wilayah yang paling tinggi tambahan pasien positif Corona COVID-19 yakni 84 orang sehingga jumlah terinfeksi COVID-19 mencapai 2.300 orang.

Kemudian, tambahan kasus baru terbanyak lainnya yaitu Sidoarjo 35 orang, disusul Situbondo delapan orang, Sampang enam orang, Jember lima orang, serta Sumenep dan Magetan yang masing-masing empat orang.

Berikutnya, Kabupaten Mojokerto satu orang, Gresik tiga orang, Kabupaten Kediri satu orang, Jombang satu orang, Banyuwangi satu orang, Lamongan satu orang, Bangkalan tiga orang, Kabupaten Malang satu orang, dan Bojonegoro satu orang.

Khofifah yang juga ketua gugus tugas provinsi tersebut menegaskan sampai saat ini vaksin COVID-19 belum ditemukan, sehingga diharapkan masyarakat lebih berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna mengurangi penyebaran COVID-19.

"Vaksin yang tepat sekarang adalah mematuhi protokol kesehatan. Kami tak akan pernah lelah mengingatkan masyarakat untuk menerapkannya untuk mencegah masuknya corona," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Pasien Sembuh

Terkait dengan pasien sembuh dari infeksi COVID-19 di Jatim saat ini mencapai 570 orang (13,35 persen) atau terdapat tambahan 23 orang, yakni enam orang dari Kota Pasuruan, lima orang dari Surabaya, tiga orang dari Kabupaten Probolinggo, dua orang dari Kabupaten Pasuruan serta masing-masing satu orang dari Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Malang.

Untuk kasus meninggal dunia karena COVID-19 di Jatim hingga saat ini tercatat 348 orang (8,15 persen) atau tambahannya 11 orang, yaitu tiga orang di Sidoarjo, dua orang di Surabaya, dua orang di Gresik, serta masing-masing satu orang di Kabupaten Malang, Sampang, Situbondo dan Bojonegoro. Terkait warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim 6.203 orang, sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 24.274 orang.