Sukses

Persi Jatim Bingung Kirim Sampel Baru COVID-19 Usai ITD Unair Tutup Sementara

Dari ratusan rumah sakit yang tergabung dalam Persi Jatim, Wakil Ketua Persi Jatim, dr Samsul Arifin menuturkan, cukup 10 rumah sakit yang dibantu alat uji swab.

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur mendorong pemerintah bergerak cepat untuk memberikan alat uji swab kepada rumah sakit yang memiliki persyaratan.

Hal ini seiring Institut Tropical Disease  (ITD) Unair mengalami kelebihan kapasitas sehingga sementara tak menerima uji swab. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Persi Jatim, dr Samsul Arifin. Lebih lanjut ia menuturkan, permintaan uji swab semakin besar baik dari pribadi dan lembaga atau perusahaan.

"Kalau kenyataannya seperti ini, satu lembaga kelebihan kapasitas, maka pemerintah harus bertindak cepat. Misalnya memberikan alat uji swab itu ke beberapa rumah sakit yang memang memiliki persyaratan untuk melakukan uji swab sendiri," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 29 Mei 2020.

Dari ratusan rumah sakit yang tergabung dalam Persi Jatim, kata Samsul, cukup 10 rumah sakit yang dibantu alat uji swab. Nantinya, rumah sakit yang sudah memiliki alat tersebut, bisa menerima sampel uji swab dari rumah sakit yang ada di sekitarnya. 

"Syarat rumah sakitnya harus yang memiliki laboratorium patologi klinis sendiri dan memadai. Saya kira itu akan lebih efektif. Karena kalau rumah sakit membeli sendiri, dananya masih untuk membuat ruang isolasi pasien COVID-19," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Samsul menjabarkan, dalam sehari, rumah sakit yang berada di bawah Persi Jatim bisa melakukan tes swab puluhan hingga ratusan orang. Di RSI Ahmad Yani Surabaya saja, dalam sehari bisa melakukan 50 tes swab dan itu pun biasanya dikirim ke ITD Unair. Sedangkan ITD Unair kini menutup sementara layanan pengujian.

"ITD Unair salah satu lokasi yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk uji sampel swab. Kalau ditutup akan terjadi penumpukan di tempat lainnya. Kami bingung bagaimana mengatasinya," tutur dia.

"Sekarang entah mau dikirim ke mana. Kebingungan ini akan sama dirasakan rumah sakit lainnya," ia menambahkan.

Direktur RSI Ahmad Yani Surabaya ini menuturkan, sebanyak 382 rumah sakit di Jatim yang tergabung Persi sebagian besar melakukan tes swab.

Namun, untuk pengujiannya dikirim ke lembaga yang sudah ditunjuk. Mereka tidak bisa melakukan uji sendiri di laboratorium patologi klinis yang dimilikinya. 

"Karena kita tidak punya alatnya. Kalau punya alat ya bisa kita lakukan sendiri. Kemungkinan bisa lebih cepat hasilnya diketahui," kata dia.