Liputan6.com, Surabaya - Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengapresiasi, langkah Badan Intelejen Negara (BIN) yang terus bergerak membantu penanganan penyebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.
Kolaborasi antara BIN dan Pemkot Surabaya dengan terus menggelar uji cepat (rapid test) dan uji usap (swab) berbasis PCR secara masal serta gratis sangat tepat untuk memutus mata rantai penularan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19.
"Gotong royong antara BIN dan Pemkot Surabaya adalah langkah efektif dalam memitigasi penyebaran Covid-19. Ini langkah tepat. Kami di DPRD Surabaya berterima kasih atas gerak cepat BIN bersama Pemkot. Kerjasama itu tentu akan mempercepat penanganan Covid-19 di Surabaya," ujar Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Selasa (9/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Adi menyampaikan, hal itu ketika melihat pelaksanaan tes rapid dan swab oleh BIN di Kecamatan Lakarsantri, Selasa, 9 Juni 2020. Acara tersebut dihadiri Kepala BIN Daerah Jatim, Brigjen TNI Mochamad Syafei Kasno.
Kolaborasi BIN dan Pemkot Surabaya dalam menggelar rapid test dan swab test masal serta gratis telah digeber dalam 12 hari terakhir. BIN mengerahkan dua unit mobil laboratorium PCR dan rapid test.
Di Surabaya, BIN dan Pemkot telah menggelar kegiatan tersebut di 16 titik. Kegiatan serupa bakal digeber hingga 15 Juni mendatang. Hampir 15.000 warga Surabaya telah dites melalui program ini.
"Kunci penanganan Covid-19 adalah tes masif, tracing dengan cepat, dan treatment yang tepat. Kolaborasi BIN dan Pemkot Surabaya tentu dalam rangka menjalankan langkah-langkah tersebut,” ujar Adi.
”Dengan tes yang masif, kita bisa mendeteksi secara lebih dini. Jika ada yang positif, tentu dilakukan langkah lanjutan sesuai protokol kesehatan, yaitu tracing kontak erat dan segera diisolasi dengan treatment yang tepat untuk memulihkan pasien," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Apresiasi BIN dan Pemkot Surabaya
Adi optimistis, dengan langkah gotong royong BIN dan Pemkot Surabaya tersebut, upaya memisahkan ”air dan minyak” bisa dioptimalkan.
"Jadi pencegahan penyebaran ini kita harus mengetahui, mana yang positif dan mana yang tidak. Minyak dipisahkan dengan air, istilahnya. Biar tidak bercampur dan tidak menulari,” tutur dia.
"Jika tidak berani tes masif, ya tidak tahu jumlah yang positif. Upaya Pemkot Surabaya dan BIN melakukan tes masif ini langkah tepat. Kalau mau jumlah pasien rendah, ya tidak usah dites masif, tapi itu sangat berisiko bagi masyarakat. Justru Pemkot Surabaya yang berani ambil risiko melakukan tes masif agar bisa segera dilakukan tracing dan treatment secara tepat," Adi menambahkan.
Adi juga mengapresiasi manajemen pelaksanaan rapid test BIN dan Pemkot Surabaya yang baik dan mematuhi protokol kesehatan. Antrean berlangsung tertib, menjaga jarak, tidak ada kerumunan. Fasilitas cuci tangan hingga pemeriksaan suhu tubuh tersedia representatif.
"Hari ini saya melihat sendiri di Lakarsantri ini, situasinya baik, tidak berkerumun. Pengaturan alur kedatangan sampai kepulangan warga seusai ikut tes cukup baik,” ujar dia.
Advertisement