Sukses

Tiga Langkah Pemkab Sidoarjo Sambut Era Normal Baru

Dengan selesainya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar Jilid Ketiga, Kabupaten Sidoarjo memasuki era normal baru dengan sejumlah strategi yang berbasis pada penguatan desa.

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur memasuki era transisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju era normal baru. Meski tren penurunan kasus COVID-19 belum terjadi, tetapi sejumlah alasan membuat era baru ini harus dipilih, di antaranya masalah ekonomi.

Kabupaten Sidoarjo tidak sendirian, ada sejumlah daerah yang telah menetapkan wilayahnya ikut masa transisi. Kota Surabaya dan Gresik di anara daerah di Jawa Timur yang memilih langkah serupa.

Dengan begitu, Pembatasan Sosial Berskala Besar di Kabupaten Sidoarjo yang pada tahap ketiga ini berakhir dan segera menyambut prokol COVID-19 baru pada masa transisi untuk sambut tatanan normal baru atau new normal.

Pada Senin, 8 Juni 2020, Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menyatakan daerahnya sedang memasuki era normal baru. Hal itu disampaikan saat pihaknya meresmikan Kampung Tangguh Semeru di Desa Karangbong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Lantas, apa saja langkah-langkah strategis Pemkab Sidoarjo dalam menanggulangi penyebaran virus corona COVID-19 yang belum ada ujungnya ini? Berikut rangkumannya.

1. Menguatkan Protokol COVID-19 Berbasis Desa

Langkah pertama yang ditempuh adalah menjadikan desa sebagai basis perlindungan warga dari virus corona. Bupati Nur Ahmad mengatakan pihaknya akan menguatkan protokol kesehatan berbasis desa.

"Jadi, masyarakat di tingkat desa atau kelurahan yang perlu dilakukan penguatan, mulai dari skrining, ketahanan pangan, protokol kesehatan hingga hukuman kepada masyarakat yang melanggar," ujar dia, dilansir dari Antara.

Hal itu dilakukan karena setiap desa sudah diberikan kewenangan untuk memberikan hukuman kepada masyarakat yang melanggar penerapan Kampung Tangguh Semeru.

"Seperti halnya titik pemeriksaan, juga dilakukan oleh relawan desa. Jadi, masyarakat sendiri yang melakukan pembinaan dan pemantauan kepada warga masyarakat lainnya," katanya.

Sedangkan tugas pemerintah adalah penguatan di bidang kuratif, seperti penyiapan sarana dan prasarana kesehatan atau juga menyediakan ruangan isolasi di rumah sakit.

"Kami juga akan membantu kampung tangguh Semeru yang ada di Sidoarjo ini supaya mereka lebih meningkatkan kemampuan secara mandiri, baik itu dari segi pangan, pemberdayaan ekonomi, sampai dengan menjalankan protokol kesehatan," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

2. Membuat 350 Kampung Tangguh Semeru

Gugus tugas COVID-19 di Sidoarjo Jawa Timur terus menggenjot penambahan jumlah Kampung Tangguh Semeru dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19 di kabupaten setempat.

Wakil Gugus tugas COVID-19 Sidoarjo, Kombespol Sumardji mengatakan, hingga kini sudah ada sekitar 70 Kampung Tangguh Semeru yang sudah diresmikan keberadaannya dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19, Senin, 8 Juni 2020.

"Kami terus menggenjot penambahan jumlah Kampung Tangguh Semeru. Kalau bisa sekitar 350 desa dan kelurahan di Sidoarjo menjadi kampung tangguh," katanya di sela peresmian kampung tangguh Semeru di Desa Karangbong Sidoarjo.

Ia mengemukakan, keberadaan Kampung Tangguh Semeru itu terbukti sangat efektif dalam menemukan penyebaran virus corona baru (Sars-COv-2) yang sebabkan COVID-19, dilansir dari Antara.

"Oleh karena itu, kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjadikan kampung mereka sebagai Kampung Tangguh Semeru ini," kata pria yang juga menjabat sebagai Kapolresta Sidoarjo ini.

Sementara itu, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, pihaknya sangat mendukung keberadaan Kampung Tangguh Semeru ini.

"Hal itu karena masing-masing kampung memiliki andalan sendiri-sendiri mulai dari inovasi, ketahanan pangan sampai dengan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya melaksanakan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari mereka," katanya.

 

3 dari 3 halaman

3. Memindahkan Posko Pemeriksaan COVID-19 ke Desa

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memindahkan posko titik pemeriksaan COVID-19 yang selama ini ada di jalan protokol Sidoarjo ke tingkat desa selama masa transisi tatanan normal baru.

Ketua Gugus Tugas COVID-19 Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin di Sidoarjo, Selasa, mengatakan posko yang selama ini berada di jalan protokol dipindahkan ke masing-masing desa.

"Jadi masyarakat desa yang melakukan skrining aktivitas masyarakatnya sendiri-sendiri supaya terhindar dari virus corona atau COVID-19," katanya.

Ia mengemukakan, selama masa transisi tatanan normal baru pihaknya memperbolehkan masyarakat beraktivitas seperti biasa, tapi tetap harus menjaga kesehatan, jaga kebersihan, dan jalankan protokol kesehatan.

"Protokol kesehatan tetap harus diperhatikan, rumah makan, kafe boleh buka tetapi harus memperhatikan Protokol kesehatan," katanya.

Disinggung pemberlakuan jam malam, Nur Ahmad mengatakan pihaknya masih akan melakukan pembahasan lebih lanjut. Jika memang diperlukan jam malam, diusulkan mulai pukul 23.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.

"Kami masih perlu finalisasi perbup terkait masa transisi new normal. Tentang jam malam dan operasional pasar masih butuh pembahasan lebih mendalam," katanya.

Di sisi lain, anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Mimik Idayana mendorong keberadaan kampung tangguh tetap ada, karena bisa membantu mengatasi permasalahan virus corona atau COVID-19.

"Kami sangat mengapresiasi keberadaan kampung tangguh. Oleh karena itu, harus tetap ada dan kalau bisa diaplikasikan ke kampung atau desa-desa lain di Kabupaten Sidoarjo yang belum melaksanakan," katanya.

Saat ini, jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur bertambah sebanyak 20 orang sehingga, totalnya mencapai 775 orang pasien.