Liputan6.com, Surabaya - Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menanggapi ada pernyataan dalam sebuah video yang menyebutkan COVID-19Â hanyalah opini yang dibangun oleh sebuah paradigma.
Menurut Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya ini, saat ini masyarakat menghadapi dua hal. Pertama, adalah pandemi COVID-19, sedangkan yang kedua adalah ketidaktahuan.
Baca Juga
"Jadi saat ini kita menghadapi dua hal, di medsos sudah sering diedarkan, dua hal itu pandemi virus dan stupidity, kebodohan kita," ujarnya dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (10/6/2020) malam.Â
Advertisement
Joni menyebutkan virus corona baru (Sars-CoV-2) ini adalah sesuatu yang baru dan semua orang dunia masih meraba-raba untuk menemukan pola pendekatan yang tepat untuk meminimalisasi penyebaran Corona COVID-19.
"Sampai sekarang ada pola pendekatan yang terbaik. Virus ini bisa dirasakan, meninggal nya banyak sekali, dan penampakan klinisnya beda-beda," ucapnya.Â
Ada pasien yang terinfeksi COVID-19, tetapi hanya dua-tiga hari hilang. Ada juga yang positif sampai 67 hari, dilakukan swab tes virusnya belum hilang. "Makanya hati kita harus jernih melihatnya, kalau tidak kita akan ruwet," ujar Joni.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Video Beredar
Sebelumnya beredar sebuah video seseorang yang sedang melakukan pertemuan virtual beredar melalui pesan berantai.
Dalam video tersebut disebutkan "izinkan saya dalam kesempatan seperti ini Covid saya tinggalkan dulu, karena bagi saya Covid ini opini yang dibangun oleh sebuah paradigma dan saya belum menemukan langsung ketemu dengan orang yang kena Covid sepertinya menakutkan, enggak enggak,"
Â
Advertisement