Sukses

Polisi di Surabaya Tangkap Pelaku Jambret Pengemudi Ojol yang Meninggal

Polsek Manunggal tangkap pelaku jambret ZA saat melakukan aksi penjambretan di Jalan Raya Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - Kanit Reskrim Polsek Sukomanunggal, Iptu Hadi Ismanto membenarkan, pihaknya telah menangkap pelaku penjambretan pengemudi ojek online (Ojol) DAW (39) warga Surabaya, yang meninggal  dan terkonfirmasi positif COVID-19. 

Korban dijambret oleh pelaku ketika sedang mencari penumpang di Jalan Darmo Harapan, Kamis 4 Juni 2020. Pelaku diketahui berinisial ZA (19) warga Surabaya. Ia ditangkap usai menjambret untuk kesekian kalinya.

"Pelaku Z ditangkap saat melakukan aksi penjambretan di Raya Sukomanunggal, Senin malam, 8 Juni 2020 dengan korban bernama Masita," ujar Hadi, Kamis (11/6/2020). 

Saat itu, ZA sempat berhasil membawa tas milik korban dan tertangkap usai motornya mogok di depan portal kampung Simo Jawar Surabaya dengan menggunakan motor Satria Fu hitam tanpa nopol.

"Pelaku diamankan ketika hendak pulang ke rumah, dan salah satu portal kampung itu ditutup. Pelaku akhirnya putar balik tapi motornya mogok dan diamankan warga," ucap Hadi. 

Setelah dilakukan interogasi dan pengembangan, ZA yang semula tak mengakui jumlah kejahatan jalanan yang dilakukannya tak berkutik setelah polisi menunjukkan data dan bukti.

"Pelaku akhirnya mengaku telah melakukan penjambretan di empat TKP sebelumnya, di antaranya satu TKP Darmo Harapan yang mengakibatkan korban bernama Daru meninggal dunia," ucap Hadi. 

Pelaku juga menerangkan jika saat itu korban sempat terjatuh dan ditolong warga lalu dibawa ke rumah sakit. Saat beraksi di Jalan Darmo Harapan Surabaya, ZA menggunakan motor Vario putih yang kini tengah dalam pencarian polisi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Driver Ojol yang Meninggal di Surabaya, Hasil Tes COVID-19 Positif

Sebelumnya, seorang driver ojek online (ojol), DAW yang meninggal di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu, 7 Juni 2020, dan dikabarkan dimakamkan tanpa protokol COVID-19 ternyata hasil tes positif.

Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jawa Timur yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi menuturkan, pihaknya menerima pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Pasien itu alami kecelakaan akibat penjambretan dan ditangani di rumah sakit (RS) di Surabaya.

"Di RS swasta, dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusya dilakukan,” ujar dia, Selasa, 9 Juni 2020.

Joni mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit swasta tersebut dengan rapid test terhadap pasien. Hasilnya nonreaktif dari hasil rapid test. Kemudian DAW dilakukan CT-scan. Dari CT-scan itu diketahui ada bercak pada bagian paru-paru pasien. "Nah, di CT-scan ada yang disebutkan dengan ground glass,” ujar dia.

Semua hasil pemeriksaan rumah sakit swasta dilaporkan kepada RSUD dr Soetomo sekaligus merujuk pasien tersebut. RSUD dr Soetomo melakukan scoring terhadap pasien, dan ternyata DAW mempunya gejala klinis seperti COVID-19, salah satu suhu badan panas.

"Akhirnya pasien ini meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi, karena rencananya akan dioperasi,” kata Joni.

Joni mengatakan, sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau pasien tersebut ada COVID-19 saat di rumah sakit swasta. Kemudian di RSUD dr Soetomo juga sudah dijelaskan, ini COVID-19 tapi tes swab dengan PCR-nya belum keluar.

Kemudian pemulasaraan pasien tersebut sudah mengikuti kaidah pasien yang terinfeksi COVID-19. Selanjutnya ada massa dari ojol yang datang ke RSUD, bilang rapid  test negatif dan tidak percaya kalau pasien tersebut terpapar COVID-19.

"Jadi mohon kawan-kawan rapid negatif bisa menderita COVID-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, hasilnya positif," ucap Joni.

Sebelumnya beredar video puluhan driver ojol yang mendatangi RS Dr Soetomo meminta agar pihak rumah sakit izinkan jenazah rekannya dimakamkan tanpa protokol COVID-19.

Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Humas RSUD dr Soetomo Pesta Parulian menuturkan, ada masalah komunikasi sehingga ada ketidakpuasan membuat berkumpulnya driver ojek online. Pihaknya pun sudah mencoba menenangkan dan menjelaskan kepada keluarga. Pesta menuturkan, wajib melakukan pemeriksaan tes COVID-19 di tengah masa pandemi.  Saat itu, status driver ojol yang menjadi korban kecelakaan akibat penjambretan tersebut pasien dalam pengawasan (PDP). 

Selain itu, pihaknya juga sudah melakukan perawatan dan pemulasaran jenazah sesuai protokol COVID-19 sebelum diserahkan.  "Kita melakukan pemulasaran COVID-19. Saat itu ada empat hingga lima pasien meninggal membuat proses pemulasaran jenazah pasien ini agak lama, keluarga dan teman-teman jadi gusar," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.