Liputan6.com, Jakarta - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 mengimbau keluarga dan rekan pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal karena kecelakaan ketika dijambret untuk mengikuti tes COVID-19.
Hal ini seiring pengemudi ojek online yang meninggal akibat kecelakaan ketika dijambret, hasil tes COVID-19 terkonfirmasi positif.
Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, pihaknya mengimbau bagi rekan kerja pengemudi ojek online yang ikuti pemakaman untuk mengikuti rapid test massal gratis yang diselenggarakan Badan Intelijen Negara (BIN).
Advertisement
Baca Juga
Hal ini untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19. Mengingat setiap kerumunan juga berpotensi menularkan COVID-19.
"Mereka yang merasa ikut pemakaman diimbau untuk ikut rapid test massal gratis yang diselenggarakan BIN. Demi kepentingan dirinya sendiri, keluarganya, dan masyarakat yang dilayani ojek online," ujar Irvan, saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Jumat, (12/6/2020).
Irvan menuturkan, dari pihak Dinas Perhubungan juga sudah menghubungi pengelola untuk meminta data. Ini seiring rekan pengemudi ojek online tersebut ada yang mengikuti pemakaman.
Sebelumnya seorang driver ojek online (ojol), DAW yang meninggal di Surabaya, Jawa Timur pada Minggu, 7 Juni 2020, dan dikabarkan dimakamkan tanpa protokol COVID-19 ternyata hasil tes positif.
Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jawa Timur yang juga Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi menuturkan, pihaknya menerima pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Pasien itu alami kecelakaan akibat penjambretan dan ditangani di rumah sakit (RS) di Surabaya.
"Di RS swasta, dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusya dilakukan,” ujar dia, Selasa, 9 Juni 2020.
Joni mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit swasta tersebut dengan rapid test terhadap pasien. Hasilnya nonreaktif dari hasil rapid test.
Kemudian DAW dilakukan CT-scan. Dari CT-scan itu diketahui ada bercak pada bagian paru-paru pasien. "Nah, di CT-scan ada yang disebutkan dengan ground glass,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Hasil Tes COVID-19 Terkonfirmasi Positif
Semua hasil pemeriksaan rumah sakit swasta dilaporkan kepada RSUD dr Soetomo sekaligus merujuk pasien tersebut. RSUD dr Soetomo melakukan scoring terhadap pasien, dan ternyata DAW mempunya gejala klinis seperti COVID-19, salah satu suhu badan panas.
"Akhirnya pasien ini meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi, karena rencananya akan dioperasi,” kata Joni.
Joni mengatakan, sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau pasien tersebut ada COVID-19 saat di rumah sakit swasta. Kemudian di RSUD dr Soetomo juga sudah dijelaskan, ini COVID-19 tapi tes swab dengan PCR-nya belum keluar.
Kemudian pemulasaraan pasien tersebut sudah mengikuti kaidah pasien yang terinfeksi COVID-19. Selanjutnya ada massa dari ojol yang datang ke RSUD, bilang rapid test negatif dan tidak percaya kalau pasien tersebut terpapar COVID-19.
"Jadi mohon kawan-kawan rapid negatif bisa menderita COVID-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, hasilnya positif," ucap Joni.
Advertisement