Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan hadiah berupa 100 unit motor trail kepada lima Komando Distrik Militer (Kodim) dan lima Kepolisian Resor (Polres) yang berhasil menurunkan status risiko penyebaran COVID-19 menjadi zona kuning dari sebelumnya berstatus zona merah.
Lima daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang, dan Kota Blitar. Masing-masing Kodim dan Polres memperoleh 10 unit motor trail.
"Ini bagian dari apresiasi Pemprov Jatim kepada TNI dan Polri yang sudah kerja keras, bahu membahu memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jatim," ungkap Khofifah, ditulis Sabtu (13/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah pusat membagi risiko kenaikan kasus COVID-19 menjadi empat, yaitu zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang), zona kuning (risiko rendah) dan zona hijau (tidak terdampak).
Khofifah menuturkan, bukan perkara mudah mengedukasi sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melawan COVID-19.
Mengingat tidak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu COVID-19 dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan. Termasuk di antaranya, bagaimana cara pencegahannya. Tidak heran, lanjut Khofifah, jika masyarakat banyak yang menyepelekan pandemi ini.
"COVID-19 ini virus baru, sementara kita berburu dengan waktu agar mata rantai penularannya bisa putus. Nah, peran mengedukasi masyarakat inilah yang banyak diperankan oleh para anggota TNI dan Polri. Khususnya, melalui program Kampung Tangguh," imbuhnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
637 Kampung Tangguh di Jatim
Khofifah mengatakan, perubahan status zona di lima kabupaten/kota tersebut menjadi bukti program Kampung Tangguh berhasil menurunkan kurva penularan COVID-19. Faktor pendorong utama adalah keterlibatan penuh masyarakat berbasis RT-RT yang kemudian direkatkan oleh RW.
"Sehingga rentang kendalinya atau spent of control-nya sangat bergantung kepada Dandim, dan Kapolres sampai dengan babinsa dan babinkabtibmas setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada seluruh jajaran TNI dan Polri di Jatim untuk terus memperkuat dan memperluas kampung tangguh melalui maksimalisasi dari koordinasi, konsolidasi, dan sinergitas di lini paling bawah.
“Pak Pangdam dan Pak Kapolda sangat semangat untuk mendirikan dan mengembangkan kampung tangguh di Jatim. Menurut data yang disampaikan pak Kapolda saat ini telah berdiri 637 kampung tangguh di Jatim. Hasilnya menunjukkan ada signifikansi dari kampung tangguh terhadap penurunan COVID-19," ujarnya.
"Ini sekaligus menjadi bagian dari penguatan yang tidak sekedar memasuki transisi menuju new normal, tetapi untuk mengawal ketika pada saatnya kita memasuki new normal yang sebenarnya. Maka mengawal dari kedisiplinan kampung tangguh ini menjadi bagian yang sangat penting,” ucap Khofifah.
Penguatan kampung tangguh ini, tambah Khofifah, menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Jatim, dalam menangani pandemi COVID-19.
Advertisement
Belum Aman
Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id per 12 Juni 2020, attack rate atau tingkat serangan Covid-19 di Jatim masih berada pada angka 14,5 persen.
Sementara Surabaya menjadi wilayah yang paling berisiko dengan attack rate nya mencapai 107,6 persen. Artinya, setiap 100.000 populasi warga Surabaya, sebayak 107 di antaranya berisiko positif COVID-19.
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 mingguan di Jatim mencapai 1.090, sementara jumlah total kasus mencapai 7.213 orang, kasus sembuh 2.117 atau 29, 35 persen, dan kasus meninggal mencapai 588 (8,15 persen).
"Meski sudah penyebaran virus mulai terkontrol, dan mulai banyak zona merah turun menjadi zona kuning di Jatim, maka saya berpesan pada masyarakat, Jatim ini belum aman," ucap Khofifah.
"Meski sudah masuk transisi new normal, bukan berarti pelonggaran seluas-luasnya, yang kemudian justru membuat euforia di masyarat. Kita harus tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan sehingga tidak ada second wave penularan di Jatim," pungkas Khofifah.