Liputan6.com, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) menyatakan lima kombinasi obat yang ditemukan cukup efektif mengatasi COVID-19 dibandingkan obat lainnya. Selain itu, Unair pun menyatakan hati-hati dan cermat untuk menilai keefektifan tersebut.
"Kami bukan mencari obat baru, tapi masyarakat, dokter sekarang kan bisa coba-coba. Bayangkan, mana ada dokter menangani COVID-19 yang tidak menggunakan obat secara coba-coba. Nah, kami memberikan rekomendasi ini yang paling efektif dibanding obat lainnya," ujar Rektor Unair Prof Nasih di Surabaya, Senin, (15/6/2020), seperti dikutip dari Antara.
Untuk periode jangka pendek, lanjut Prof Nasih, lima kombinasi obat yang sudah beredar di pasaran itu cukup efektif mengatasi COVID-19. Sejauh ini, penelitiannya juga memiliki perkembangan yang bagus.
Advertisement
"Tidak harus menjadi obat baru. Yang penting dari kita adalah fungsionalnya," ujar Prof Nasih.
Baca Juga
Prof Nasih mengakui, lembaganya tidak melakukan uji coba ke makhluk hidup atau in vitro pada lima kombinasi obat untuk COVID-19 yang ditemukan.
Alasan tidak dilakukan uji coba ke mahkluk hidup, tambah Prof Nasih, karena uji coba tersebut akan memakan waktu lama, sedangkan Indonesia perlu ada obat yang efektif dalam penanganan virus corona atau COVID-19.
"In vitro itu butuh waktu lama. Dari prinsipnya begitu. Kalau menunggu delapan bulan untuk uji klinis dan lain-lain, COVID-19 keburu pergi sehingga harus ada langkah praktis dan taktis yang dilakukan," kata Prof Nasih.
Kendati tidak dilakukan uji coba ke mahkluk hidup, Nasih mengatakan dalam meneliti keefektifan kombinasi lima obat COVID-19 ini, pihaknya telah melakukan langkah yang sangat hati-hati dan cermat.Â
Selain itu, pengujian yang dilakukan ini dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus. Seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia yang didapatkan dari Institute of Tropical Disease (ITD) Unair.Â
"Kalau kita pakai tahapan yang itu (in vitro) ya tahun depan baru selesai," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Peneliti Unair Temukan Potensi Stem Cell Sebagai Obat COVID-19
Sebelumnya, Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan potensi dua formula dalam penelitian Stem Cell yakni Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells sebagai obat COVID-19.
"Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut," kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Jumat, 12 Juni 2020, seperti dikutip dari Antara.
Sedangkan hasil uji tantang NK cells terhadap virus, menurut Nasih, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut.
Dengan demikian keduanya memiliki potensi dan efektivitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2 yang merupakan sel COVID-19 asli Indonesia.
"Kedua pengobatan alternatif itu bisa menjadi rekomendasi bagi para dokter, industri obat dan masyarakat dalam menangani COVID-19 secara cepat," ujar dia.
Nasih mengatakan, Unair akan terus mendukung segala usaha untuk mempercepat penanganan COVID-19 di Indonesia. Hal itu merupakan bentuk ikhtiar yang dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Kami akan mendukung penuh penelitian Unair terkait percepatan COVID-19 ini. Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artinya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama-sama," tutur dia.
Â
Advertisement